budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ Kisah Korban Tsunami Aceh Selamatkan Bayi dan Muncul Perahu Penyelamat
Kisah Korban Tsunami Aceh Selamatkan Bayi dan Muncul Perahu Penyelamat
Posted by: Unknown Posted date: 04.04.00 / comment : 0
Fauziah
(45), seorang ibu berhasil menyelamatkan kelima anaknya dari terjangan tsunami.
Di antaranya, satu bayi yang masih berusia 5 bulan. Ia berhasil selamat setelah
sebuah perahu nelayan tersangkut di samping tempat ia menyelamatkan diri.
Pagi
Minggu 26 Desember 2004 lalu, seperti biasanya Fauziah sedang mempersiapkan
sarapan pagi untuk anak dan suaminya. Pertama kali terjadi, Fauziah sedang
memberikan air susu ibu (ASI) untuk bayinya berusia 5 bulan.
"Saya
saat setelah gempa, langsung keluar dari rumah, sedangkan suami saya sudah ke
pasar untuk belanja," kata Fauziah, Rabu (25/12).
Kisah
yang tidak bisa ia lupakan adalah saat harus berjuang menyelamatkan kelima
anaknya. Anaknya kala itu masih kecil. Anak pertamanya saat itu masih SMU,
sedangkan anak keduanya masih SMP. Fauziah tinggal di desa Lampulo, Kecamatan
Kuta Raja, Banda Aceh. Lokasi tempat ia tinggal, hanya 200 meter dari bibir
pantai.
Ketika
air laut mulai naik ke darat, Fauziah awalnya tidak percaya apa yang
disampaikan oleh tetangganya. Karena memang itu belum pernah terjadi
sebelumnya. Akan tetapi, ketika anaknya baru duduk di bangku SMP pulang ke
rumah, saat itulah ia percaya dan bergegas mencari tempat lebih tinggi.
"Saat
itu saya langsung naik ke lantai dua rumah tetangga, karena air sudah naik,
sedangkan si bayi saya gendong, tegasnya.
Sampai
ke lantai dua, kisahnya kembali, ternyata air laut semakin melambung tinggi.
Air laut sudah seleher orang dewasa. Padahal ia ketika itu sudah berada di
lantai dua yang tingginya sekitar 5 meter.
Sedangkan
anak-anaknya masih kecil harus diselamatkan ke atas loteng rumah agar tidak
tenggelam. Sedangkan ia sendiri masih berada di dalam air yang sudah
menenggelamkannya sampai ke leher, bahkan harus menengah ke atas agar ia bisa
bernapas. Sedangkan bayinya masih berusia 5 bulan harus diangkat tinggi-tinggi
dengan tangannya agar tidak tenggelam.
"Saya
pikir saat itu memang sudah kiamat, tapi saya juga berusaha untuk mencoba
menyelamatkan anak-anak saya, terutama bayi yang masih berusia 5 bulan itu,
tegas Fauziah.
Tidak
berselang lama, dari kejauhan ia melihat ada sebuah perahu hanyut ke arahnya.
Perahu tersebut sebelumnya berada di sungai tempat berlabuh perahu nelayan.
Beberapa kali menabrak rumah yang ada di sekitar itu, dan ia berpikir ajalnya
segera akan berakhir. Saya pikir waktu itu sudah gak ada lagi harapan hidup,
karena perahu itu menghantam beberapa rumah di situ, lalu ternyata tersangkut
persis di samping tempat saya, ungkap Fauziah.
Saat
itulah Fauziah meminta kepada anak laki-lakinya untuk membongkar atap rumah
agar bisa keluar untuk naik ke dalam perahu tersebut. Alhasil, anaknya berhasil
membongkar hanya muat tubuh orang dewasa. Satu persatu, Fauziah menyelamatkan
anaknya ke dalam perahu tersebut yang berhenti persis di samping mereka berada.
Saya
tidak ingat betul bagaimana anak saya bongkar atap itu, pokoknya ia berhasil
membongkar atap seng hanya muat badan orang dewasa, lalu saya sorong satu
persatu kelima anak saya, terutama yang masih bayi ke dalam perahu itu,
tegasnya.
Perahu
tersebut berhasil menyelamatkan sebanyak 56 orang dari terjangan tsunami. Baik
yang sudah berada sebelumnya di dalam perahu, maupun korban lainnya yang dibawa
arus tsunami lalu diangkat ke dalam perahu itu. Mereka berada di dalam perahu
sampai pukul 16.00 WIB, lalu ketika air laut sudah surut, mereka turun dari
perahu untuk mencari pertolongan.
Waktu
kami turun dari perahu, air laut juga masih sepinggang orang dewasa, kami turun
untuk mencari pertolongan dan kami langsung berjalan kaki ke Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh, kisahnyab (Merdeka.com).
Saat ini, anak
yang saat itu masih berusia 5 bulan sudah duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Merduati. Sedangkan anak yang lain sudah masuk perguruan tinggi di
salah satu Universitas ternama di Aceh.(Merdeka.com)
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...