budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ Komisaris Negara Asal Aceh
Komisaris Negara Asal Aceh
Posted by: Unknown Posted date: 20.53.00 / comment : 0
Mr.
Teuku Muhammad Hasan merupakan salah seorang pendiri Republik Indonesia asal
Aceh. Ia memegang berbagai jabatan penting dari menteri hingga komisaris
negara.
Mr pada namanya merupakan singkatan dari Meester
in de Rechten (master hukum). Gelar itu diperolehnya setelah
menamatkan kuliah hukum di Leiden University, Belanda.
Dalam kabinet
pemerintah Indonesia, Mr. T. Muhammad Hasan dipercayakan berbagai jabatan oleh
Presiden Soekarno. Sejak 1948 hingga 1949 dalam Kabinet Darurat, ia menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia juga merupakan Gubernur Sumatera
yang pertama.
Mr. T. Muhammad Hasan lahir pada 4 April 1906 di
Sigli. Ia merupakan putra dari pasangan Teuku Bentara Pinueng Ibrahim dengan
Tjut Manyak. Tamat pendidikan di Belanda ia bekerja sebagai pegawai di Afdeling
B, Departemen Van Onderwijsen Eiredeinst (Departemen Pendidikan). Di Batavia ia
juga pernah bekerja di kantor Voor Bestuurshervarning Buintengewesten.
Tahun 1938 Mr T Muhammad Hasan kembali ke Medan
bekerja di kantor Gubernur Hindia Belanda sampai tahun 1942. Sementara pada
masa pendudukan Jepang (1942 hingga 1945) ia menjadi Ketua Koperasi Ladang
Pegawai Negeri di Medan, kemudian menjadi penasehat dan pengawas koperasi
pegawai negeri di Medan. Ia juga menjadi Pemimpin Kantor Tinzukyoku (Kantor
Pemohonan Kepada Gunsaibu) di Medan.
Ketika Jepang menyerah kala kepada sekutu, Mr T
Huhammad Hasan kembali ke Jakarta. Pada 7 Agustus 1945 ia menjadi anggota
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Soekarno. Dan
ketika Indonesia merdeka ia diangkat menjadi Gubernur Sumatera Pertama pada 22
Agustus 1945 dengan Medan sebagai ibukota.
Ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad
Hatta serta Syahril ditahan Belanda. Sebagian besar pemimpin Indonesia sudah
ditangkap, beberapa pejabat tinggi Indonesia yang lolos dari militer Belanda,
pada 19 Desember 1948 menjumpai Mr T Muhammad Hasan selaku Ketua Komisaris
Pemerintah Pusat untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Ia menjabat sebagai Wakil Ketua PDRI merangkap Menteri Dalam Negeri Menteri PPK
dan Menteri Agama. Sementara jabatan Ketua PDRI diberikan kepada Syarifuddin
Prawiranegara.
Pada 1951 Mr Teuku Muhammah Hasan menjabat sebagai
Ketua Komisi Perdagangan dan Industri Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS).
Dari sana ia mebuat suatu penelitian dan menyimpulkan bahwa perusahaan asing di
Indonesia sisa-sisa peninggalan Belanda harus dinasionalisasi untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi.
Atas usul Mr Teuku Muhammad Hasan inilai, maka pada 13
September 1951 pemerintah membentuk Panitia Negara Urusan Pertambangan (PNUP).
Mr Teuku Muhammad Hasan ditunjuk sebagai ketua PNUP, kepadanya diberi wewenang
untuk menyelidiki masalah-masalah pertambangan, termasuk pertambangan minyak
dan gas bumi, serta menyusun rancangan undang-undang perminyakan dan
pertambangan menggantikan undang-undang kolonial Indische Mijn Wet 1899.
Melalui PNPU yang diketuainya, Mr Teuku Muhammad Hasan
juga berhasil melakukan nasionalisasi beberapa perusahaan minyak asing menjadi
Permina pada tahun 1957 dan Pertamin pada 1961. Kedua perusahaan ini pada tahun
1968 digabung menjadi Pertamina.
Mr Teuku Muhammad Hasan meninggal di Jakarta pada 21
September 1977 dalam usia 91 tahun. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh
Pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor
085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006 (Aceh
Independen).
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
80 Persen Salon Esek-Esek di KutarajaBANDA ACEH - Kepala Tata Usaha Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Reza Kamili, S. STP mengungkapkan. Ada sekitar 80 persen salon di Banda ...
-
Tante Girang Incar Berondong Di Kota LhokseumaweIni bukan film, tapi nyata terjadi di Kota Petro Dolar Lhokseumawe. Kelompok wanita usia 40an tahun aktif mengincar pemuda berpenampilan ...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
Kenyamanan Orang Sunat dan Tidak SunatPada mulanya, sunat dilakukan sebagai bagian dari tradisi. Namun lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kes...