budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Azab Kubur Dijamin "Merinding" Setelah Mendengar Kesaksian Orang Mati Suri Ini
Posted by: Unknown Posted date: 01.07.00 / comment : 0
Merinding dan menangiskah kalian
setelah membaca kisah nyata kesaksian orang mati suri ini? Semoga kisah ini
dapat dijadikan pelajaran bagi Kita yang masih hidup di dunia ini.
Dia adalah Aslina. Aslina adalah warga pekan baru yang
mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan
kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Sebelum
Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan
pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil
cobaan telah datang pada dirinya. Pada usia tujuh tahun tubuhnya terbakar api
sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan
racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun.
Pada usia 20
tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa
kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24
Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit di
jakarta. Setelah itu, Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas
sehingga belum bisa dioperasi. “Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan”,
jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap
lemah.
Malamnya
Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke
jakarta sekitar pukul 12 malam itu. ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD),
saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk
ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut). Lalu
saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya
Aslina menghembuskan nafas terakhir.” ungkapnya.
Usai
Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiannya. ”Mati adalah
pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur.” Begitu ia mengawali
kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room
Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi
Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal
dan ketakwaan sebelum mati datang.
”Saya telah merasakan mati”, Ujar anak yatim itu.
Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati
itu. Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit
hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat
mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya”, tambahnya. Di saat itu ia sempat
diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir”,
ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu…” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni
ESQ Pekanbaru.
Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di
sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur.
Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan “Assalammualaikum”
kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau
copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya.
Lalu malaikat itu bertanya: “Siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu
dan siapa nama orangtuamu?“ Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan
lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah.
”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu
berpakaian serba hijau. Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang
pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang
muballighah.
Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.
Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.
Kemudian Aslina melanjutkan. ”Bapak, ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia
mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam
barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang
malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan cerminan ayahnya. Lalu ia memanggil
malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,”
tanyanya.
Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia
antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata
memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke
ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.”
Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada
Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu.” ruh Aslina pun menjawab.
”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”. Usai menceritakan dialog
itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat
itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada.
Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah.
Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk.
Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal
shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang
empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan
yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu.
”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab, ”Akulah (amal) kamu.” Selanjutnya ia
dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu
melihat penderitaan manusia yang disiksa.
Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi yang sangat
berat, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan.
Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab,
“orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang”.
Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina
bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa
manusia tersebut tidak pernah shalat.
Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke
tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga
orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam
orang lain. Dilihatkan siraman juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan
80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu
berlusiaan darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh
Aslina bertanya pada amalnya.
Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia. Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut.
Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia. Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut.
Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat
sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba
muncul suara orang mengucap : Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.
Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata
tasbih yang memiliki cerminan biji 99 butir. Perjalanan berlanjut. ia nampak
siraman tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak
itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina
bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah
husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik.
Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan berbuat baik).
Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan di Mekkah. ia
pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat”. Lalu dua malaikat yang
memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat
seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina.
Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu
diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut
batangan-batang an emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan
cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil.
Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat,
untuk bersujud di hadapan Allah”.
Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad
berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar
lima meter dari siraman kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata.
”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah”, manusia-manusia itu
juga memohon, ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Begitulah di
antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam
kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni
ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.
”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita
semua, ” ujarnya.
Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin
dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang
menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.”
Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)” (99)
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)” (99)
“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (100)
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran
Surat Az-Zumar ayat 39:”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan
berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak
dapat ditolong (siraman.com)
Tagged with:
nasional
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...