budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
GUA TUJUH DAN MISTERI DI DALAMNYA
Posted by: Unknown Posted date: 03.58.00 / comment : 0
Gua Tujuh
adalah gua yang dianggap sebagai peninggalan sejarah oleh masyarakat daerah
Laweung. Ada tujuh pintu utama memasuki Gua Tujua ini. Ke Tujuh pintu tersebut
mempunyai sisi yang berbeda-beda. Lokasinya di Jl. Banda Aceh – Medan KM 100,
Desa Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.
Gua
ini, dikelilingi dengan gunung yang tak berhutan. Atau sering disebut dengan
pegunungan bebatuan. Memasuki kawasan Gua Tujuh tentu harus berhati-hati.
Karena, jalan menuju ke Makam yang sering di sebut para Aulia tersebut masih
banyak mengalami kerusakan. Jalan yang terjal dan banyak bebatuan, sehingga
pengunjung sulit untuk mengendari sepeda motor atau bus wiasata.
Dengan
Panorama pengunungan bebatuan di selah-selah bukit tinggi, Gua tujuh terletak
diperbatasan sebelah barat. Tepatnya, bebatasan dengan daerah laweung dekat
Selatan. siapapun yang menuju ke daerah tesebut bisa melepaskan pandangan ke
pesisir pantai laut selatan. Tentu memiliki keindahan tersendiri jika berada di
puncak gua tersebut.
“Hampir
semua orang pernah mendengar mengenai Gua Tujuh itu. Meskipun, banyak orang
yang menceritakan dengan berbagai informasi yang di dapatkan. Namun, keakuratan
tidak bisa digambarkan dari mulut ke mulut. Terkesan Gua Tujuh hanya sebagai
cerita rakyat belaka” kata Arif salah seorang yang berkunjung ke Gua Tujuh
tersebut.
Anehnya,
tempat tersebut tidak bisa di sebut sebagai parawisata. Karena siapapun yang
berkunjung ke Gua Tujuh, di namakan perjalanan Ziarah para Aulia-Aulia yang
pernah bertapa di dalam Gua Tujuh . “Jika di jadikan wisata, maka pengunjung
tidak menjaga etika ketika berada di gua ini, justru Gua Tujuh bisa dikatakan
tempat ziarah banyak pengunjung. Apalagi, ini tempat suci para Aulia yang
sedang bertapa “ kata Ambiya salah seorang Guide di Gua Tujuh perbukitan
Laweung itu.
Seperti
dunia mistis, ketika kita mendengarkan cerita atau sejarah Gua Tujuh. Karena,
banyak orang menggambarkannya dari mulut ke mulut. “Siapa saja bisa
menceritakan, asal mereka berada di wilayah tersebut. Meskipun sudah banyak
orang dari luar melakukan pusat penelitian tentang luasnya Gua Tujuh itu,
sampai saat ini belum ada yang membukukannya” Tambah Ambiya.
Menurut
cerita, Gua Tujuh tersebut terdiiri dari 28 Gua. Dengan pintu utama berjumlah
Tujuh, sebagai pintu pembuka menuju Gua selanjutnya. Hanya Tujuh pintu yang
bisa dimasuki oleh orang. Sedangkan saat ini, hanya tersisa Empat pintu yang
masih terbuka lebar. Yang lainnya sudah tertutup dan tidak bisa dimasuki,
dengan berbagai alasan yang ada. Bisa saja arah gua tersebut terlalu luas,
takut tersesat dan tidak tahu pintu keluarnya . Ditambah lagi, Gua Tujuh itu
tidak di beri cahaya lampu sehingga terlihat sangat gelap dan pekat. Hanya ada
cahaya senter yang terlihat ketika orang memasuki ke dalam gua itu.
Menurut
Safrullah (45) Salah seorang pemandu di Gua Tujuh itu mengatakan, banyak orang
yang berkunjung kedaerah tersebut baik dari Aceh maupun luar aceh seperti dari
pulau jawa dan sumatera. Bahkan, Turis juga pernah sering berkunjung untuk
penelitian mengenai keluasan Gua Tujuh tersebut. Namun, banyak yang gagal
karena gua itu tidak bisa di ukur luasnya.
“Gua
ini gua suci, semua Aulia berkumpul di sini. Mereka bertapa mengharap kasih
dari Tuhan. Berjalan sampai ke haji, melalui perjalan bertapa. Kekuatan mereka
menyatu. Ada yang terjatuh kelaut karena gagal dengan berbagai rintangan ada
juga yang berhasil hingga menembus Tanah Suci”. Kisahnya.
Tidak
hanya para Ulama aceh yang melakukan pertapaan di wilayah gua tujuh ini, tetapi
ada juga para ulama dari luar Aceh, tapi masih banyak yang gagal. Itu terlihat
saat para pertapa meceritakan kisahnya selama beberapa minggu menjalani
pertapaan. Ada yang badannya merah seperti kena cambukan, ada juga dengan
selamat membawa kris yang telah berhasil di ambil dari dalam gua tersebut. Ia
juga menuturkan mengenai pertapaan seorang ulama hingga menuju Arab. Banyak
cerita yang dikisahkan kepada pengunjung, meskipun cerita tersebut terlihat
mistis tapi, cerita gua tujuh tersebut memang ada di dunia nyata.
Salamah
(63) adalah warga Laweung di Desa Suka Jaya. Ia mengisahkan bahwa Gua Tujuh
merupakan gua perjalanan haji para Aulia. Gua Tujuh yang sudah ada berabad-abad
itu menurut cerita bukan sebuah gua yang terbentuk dari peristiwa Alam. Namun,
ada suatu kejadian yang nyata yang tidak bisa di gambarkan oleh manusia
sekarang. berbagai adat-istiadat juga ada di dalam Gua tersebut. Ada sebuah
peristiwa penting yang terjadi di Gua Tujut tujuh itu. Sampai sekarang belum
ada Ahli sejarah yang bisa menelusuri seberapa luas gua tersebut.
Selain
itu, Gua Tujuh juga pernah digunakan sebagai sarana pertapaan (menyendiri).
Orang Aceh menyebutnya ‘Kaluet’. Istilah ini tepatnya bernada positif. ‘Kaluet’
merupakan sarana untuk meningkatkan harmonisasi antara manusia dan Allah SWT.
Mereka hanya beribadah. Biasanya orang yang memilih ‘Kaluet’ ini hingga
berbulan-bulan lamanya menetap dalam gua tersebut. Ditengarai mereka tidak
makan dan minum.
Salimah,
sebagai orang yang di jadikan Nara Sumber ketika mendapatkan informasi tentang
Gua Tujuh itu menjawab dengan lisan dan cerita dari nenek buyutnya zaman
dahulu. Lagenda Gua Tujuh merupakan peristiwa penting sampai sekarang.
faktanya, masih banyak orang-orang para Ulama yang datang dari Aceh, Pulau
Jawa, dan juga Luar Negeri untuk melakukan percobaan Pertapaan. Dikisahkan, ada
seorang perempuan yang cantik dan Solehah datang ke tepat itu, puluhan tahun
yang lalu. Ia berniat ingin melakukan pertapaan ke dalam Gua tersebut. Belum
sampai seminggu, di dalam gua yang gelap gulita, perempuan itu langsung keluar
dengan kondisi tubuh yang bengkak seperti ada pukulan cambuk di bagian
belakangnya. Mendengar cerita tersebut bagi masyarakat modern tentu sangat tidak
masuk akal. Namun, itulah realita yang terkisah di Gua Tujut itu.
Cerita
mistis lainnya terkait harta benda yang dikandung Gua Tujuh. Diyakini, Gua
Tujuh banyak memiliki peninggalan emas. Sebagian sumber memercayai emas itu
milik kerajaan Aceh masa lalu yang dikuburkan disana. Sebagian lain merasa emas
itu fatamorgana. Hanya bisa dilihat oleh Aulia, orang yang dianggap keramat.
Untuk
mengamati pintu masuk gua ini, banyak orang yang mengantung sendi kehidupan
disana. Dengan berjualan minuman, dan makanan yang di sediakan khusus unntuk
para pengunjung. Indahnya lagi, tempat ini tidak di tarik biaya apapun ,
termasuk untuk memasuki gua tersebut. Hanya saja pengunjung bisa membayar
dengan seihklasnya kepada para guide yang sudah mendampingi pengunjung mulai dari
pintu masuk hingga pintu arah keluar gua tersebut.
Soal
perawatan dan penjagaan Gua Tujuh, sudah ada dalam tatanan aturan pemerintah
kota Pidie yang berhubungan dengan Dinas Pariwisata. “Disana, para Guide sudah
mendapatkan jatah masing-masing, meskipun hanya sedikit” Ujar Safrullah, tidak
ingin deketahui berapa gajinya perbulan sebagai penjaga Gua Tujuh itu.
Pengunjung
juga banyak pantangan jika memasuki gua tersebut. Salah satunya, tidak bisa
bepaikaian yang terlalu ketat seperti celana Jeans dan Lejing. Apa lagi pergi
berdua-duaan. Itu sangat di larang, karena untuk menjaga hal yang tidak di
inginkan.
Didalam
gua tersebut, ada juga ukiran ayat Allah yang tertulis jelas di atap bebatuan
gua. Nukilan Bismillah itu bukanlah ciptaan Manusia, akan tetapi memang sudah
ada dari bebatuan di atas atap Gua itu. Biasanya tulisan Ayat Allah tersebut
akan mengeluarkan tetesan air, dan air tersebut di tampung dalam Drum. Jika
pagi hari, hanya penjaga gualah yang berhasil mengambil air tersebut dan
memasukkannya kedalam botol Aqua. Kemudian, air tersebut di pasarkan kepada
pengunjung. Alkisah, air tersebut bisa menyembuh berbagai penyakit.
Tidak
hanya itu, ada juga tempat duduk Pelaminan, dapur, dan tempat lainnya yang
sudah membatu. Dari pengamatan penulis, dulunya gua tersebut di huni oleh para
ulama dan kerajaan-kerajaan, karena banyak peninggalan di dalamnya yang bisa di
ambil sampai saat ini. Meskipun harus melalui pertapaan seperti yang pernah di
lakukan oleh para ulama-ulama terdahulu. Dan sebagai bukti ulama yang berasal
dari daerah Jawa pernah berhasil mengambil keris selama pertapaannya dalam Gua
tersebut. (Sumber dari; Majalah Potret)
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
80 Persen Salon Esek-Esek di KutarajaBANDA ACEH - Kepala Tata Usaha Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Reza Kamili, S. STP mengungkapkan. Ada sekitar 80 persen salon di Banda ...
-
Abu Tanoh AbePerpustakaan Kuno Tanoh Abee terdapat di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di da...
-
Tante Girang Incar Berondong Di Kota LhokseumaweIni bukan film, tapi nyata terjadi di Kota Petro Dolar Lhokseumawe. Kelompok wanita usia 40an tahun aktif mengincar pemuda berpenampilan ...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
Harapan Warga Dari Wali NanggroeSuara Azan mengumandang, bukan pertanda mulai masuknya waktu shalat, tapi sebagai tanda dimulainya prosesi pengukuhan Malik Mahmud Al-Hay...
-
Nelayan Temukan Boat Mesin Menyala tanpa AwakBANDA ACEH - Dua nelayan yang baru pulang melaut, Senin (16/12) sore, menemukan boat tet-tet dengan kondisi mesin menyala, tetapi tanpa a...