budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ Batu Nissa Aceh
Batu Nissa Aceh
Posted by: Unknown Posted date: 06.40.00 / comment : 0
Kami
tahu judul di atas akan mengingatkan Pembaca kepada seorang ahli yang telah
mempopulerkan istilah “Batu Aceh” lewat karyanya: Batu Aceh: Early Islamic
gravestones in Peninsular Malaysia. Prof. Othman Yatim memang salah seorang
penulis pelopor dalam lapangan ini. Tapi kami tidak bermaksud menuliskan
sesuatu yang seilmiah karya tersebut atau semisalnya. Di sini, kami hanya
merekam jejak perasaan, atau katakanlah lintasan pikiran, yang hadir saat melakukan tugas kami di lapangan.Suatu
hal yang kami percaya, setiap orang yang melakukan tugasnya seperti kami tentu
akan merasakan atau berpikiran sama. Bayangkan saja, bagaimana suasana batin
Anda saat mendapati kenyataan bahwa hampir di setiap sudut Kota Banda Aceh dan
sebagian besar wilayah di Kabupaten Aceh Besar, dijumpai deretan-deretan batu
nisan berukir indah, dan terkadang berukuran setinggi badan atau malah lebih.
Takjub, dan spontan saja sekian pertanyaan menjelma dalam benak.
Sayang,
zaman seperti sedang tidak membuka diri, mengunci jawaban untuk banyak pertanyaan. Salah satunya, mengapa
mereka yang hidup di zaman lampau itu bersikeras untuk menghasil karya seni
semacam itu: Batu Aceh? Saya mencoba mereka-reka beberapa jawaban, namun tak
pernah berhasil memuaskan diri saya sendiri. Sebuah “dialog” panjang dan lama
dengan seluruh tinggalan sejarah itu, saya kira, perlu dilakukan untuk
memperoleh jawaban-jawaban yang dicari.
Bagaimanapun,
suatu hal yang kami yakin, seluruh batu nisan itu pada hakikatnya sedang
meriwayatkan sebuah sejarah yang besar dalam banyak halnya: tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, orisinalitas dalam berkarya dan
berkesenian, ketekunan dan kesabaran untuk mencapai tingkat kematangan dan
kemapanan, daya imajinasi yang tinggi, kesetiaan dan loyalitas, dan yang paling
mutlak adalah keteguhan dalam ketauhidan.
Batu
nisan Aceh, dengan demikian, merupakan sebuah produk kebudayaan dan peradaban
Islam yang mesti mendapatkan tempatnya tersendiri dalam sejarah kebudayaan
Islam. Dan karena ini pulalah, Banda Aceh dan Aceh Besar yang memiliki kekayaan
tinggalan sejarah teramat besar jumlahnya ini layak untuk ditabalkan sebagai
kota warisan dunia.
Tak
sabar rasanya untuk menunjukkan kepada Pembaca apa yang sebenarnya telah kami
lihat. Dan sungguh tidak terbayangkan kiranya jika mulut tak berdecak kagum.
Sungguh, di luar sangka pula jika hati tidak membaitkan kata-kata melukiskan
kebanggaan, sekalipun pada saat yang sama pikiran sedang dikerumuni sekian
tanda tanya.
Berikut
ini adalah gambar-gambar yang kami hasilkan saat proses digitalisasi yang kami
lakukan untuk batu-batu nisan yang terdapat kompleks Tuan di Kandang, Gampong
Pandei, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh dan Kompleks Meurah Dua, Gampong Ulee
Tuy, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Ada
dua alasan, sebenarnya, mengapa kedua kompleks ini menjadi target digitalisasi:
pertama, keduanya mengandungi pusara sekian tokoh sejarah, mulai sultan dan
raja, kerabat istana sampai dengan ulama. Kedua, kompleks-kompleks ini belum
diberikan cungkup yang semestinya. Lambat-laun, batu-batu nisan itu akan
mengalami erosi yang dapat memburamkan inskripsi-inskripsi yang ada.
Untuk
kompleks makam Tuan di Kandang yang terletak di sebelah barat Krueng Aceh,
digitalisasi dilakukan pada Jum’at, 22/11/2013. Ukuran tinggi dan lebar batu
nisan di kompleks ini bervariasi, dari ukuran terkecil 21×18 cm hingga paling
besar berukuran 1.72×54 cm. Nisan-nisan di sini juga memiliki tiga periodeisasi
bentuk batu nisan, yaitu yang bertipologi nisan Samudra Pasai, Plak Pleng
(Lamuri), dan nisan Aceh Darussalam. Terakhir memiliki jumlah yang dominan
dalam kompleks tersebut. Keseluruhannya berjumlah 69 nisan dengan berbagai
kondisi. 18 nisan masih dalam bentuk normal (berpasangan batu kepala dan kaki
nisan); 39 tidak in situ, namun masih tergolong utuh; dan 15 nisan sudah dalam
kondisi patah.
Untuk
kompleks makam Meurah Dua yang berjarak sekitar 7 kilometer arah barat daya
Gampong Pande, dilakukan pada hari yang sama dan dilanjutkan keesokan harinya,
Sabtu 23/11/2013 . Batu nisan berukuran
besar dalam satu deretan, serta jumlah nisan yang banyak menjadi ciri khas
kompleks ini. Total keseluruhan mencapai 83 nisan, dan rata-rata berukuran
180×40 cm. Sedangkan kondisi nisan-nisan dalam kompleks tersebut juga beragam,
yaitu: nisan yang pada inskripsinya mengalami kerusakan rata-rata 35% berjumlah
24 nisan, jumlah nisan yang patah dan hilang sebanyak 16 nisan, dan 43 lainnya
masih dalam kondisi utuh, 67 di antaranya masih berpasangan dan sisanya sudah
tidak ditemukan lagi. Nisan-nisan yang berjejer rapat, serta bagian-bagian
nisan yang ditutupi lumut dan aus merupakan tantangan yang berarti pada saat
pengambilan gambar.Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...