budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Jawaban untuk Penginjil Murtad Mantan Ustadz Ma'had NII Al-Zaytun
Posted by: Unknown Posted date: 03.04.00 / comment : 0
Setelah pindah agama Kristen tahun 2006,
Ustadz Saifuddin Ibrahim berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham. Profesi di
Ma’had NII Al-Zaytun sebagai pengajar Al-Qur'an, Hadits, Akidah, Akhlak dan
Sejarah Kebudayaan Islam yang sudah digeluti selama enam tahun sejak 1999 pun
ditinggalkan. Kini ia beralih profesi menjadi penginjil Kristen.
Dalam tabloid rohani Kristen,
Saifuddin menuangkan salah satu alasannya kenapa dia murtad meninggalkan Islam.
Berikut petikannya:
“Salah satu alasan mengapa iman
saya menjadi tawar, karena ada ajaran kitab suci (Al-Qur’an, pen.) yang
memperkenankan mencabut nyawa orang lain atas nama agama. Ajaran ini bertolak
belakang dengan ajaran Alkitab (Bibel) yang mengajarkan kasih dan
pengampunan.... Sebaliknya, saya belum pernah melihat orang Kristen atau Yahudi
melakukan aksi bunuh diri, membakar tempat ibadah umat lain, atau membunuh
orang yang menentang Alkitab. Tidak ada aksi balas dendam” (tabloid Reformata, hlm. 26).
Kesaksian ini masih patut diuji,
benarkah Kristen tidak ada kekerasan, pembunuhan dan bersih dari aksi berdarah?
Untuk menjawabnya, mari kita telaah kembali pidato Mayjen (Pur) Theo Sjafei di
hadapan aktivis gereja yang direkam dan disebarluaskan dalam kaset. Dalam
ceramah yang beredar luas di Kupang menjelang Tragedi 30 November 1998 itu,
Theo Sjafei menyimpulkan, “Jadi sebetulnya sejarah kekristenan itu juga bukan
sejarah yang bersih dari darah.”
Pernyataan Theo Sjafei ini
didasarkan pada fakta-fakta sejarah, ketika Portugis yang membawa Katolik tiba
di Indonesia, mereka berhadapan dengan raja-raja kerajaan Islam yang menguasai
Nusantara. Maka terjadilah pertempuran-pertempuran antara Portugis (Katolik)
melawan para raja (Islam). Portugis menganggap perang ini sebagai pertempuran
suci, perang Suci untuk menyebarkan agama Kristen, di samping misi merebut
rempah-rempah. Tahun 1512 Malaka ditaklukkan oleh Portugis.
Akhir tahun 1590-an Belanda datang
ke nusantara dengan membawa misi Protestan. Mereka pun berhadapan dengan
Katolik Portugis, dan menganggap Portugis yang Katolik itu sebagai musuhnya.
Mereka pun membantai Portugis. “Lima belas ribu orang Katolik, orang asli
pribumi Katolik di Ambon, mereka habiskan dalam 1 malam,” ujar Theo Sjafei.
Jika Saifuddin dan jemaatnya ingin
data lebih lengkap, bacalah sejarah gereja dengan cermat. Ketika timbul dua
aliran Kristen, yakni Unitarian dan Trinitarian. Kelompok Unitarian dipelopori
oleh Iranaeus, Tertulianus, Origenes, Diodorus, Lucianus dan Arius yang gigih
menolak doktrin Trinitas dan berpegang teguh pada ajaran tauhid dan peribadatan
sesuai dengan ajaran Yesus. Sedangkan Trinitarian memegang teguh doktrin
Trinitas.
Untuk meredam perbedaan pendapat
dua kelompok tersebut, maka Kaisar Konstantin mengadakan kongres yang dikenal
dengan Konsili Nicea tahun 325 M yang dihadiri oleh 2.048 utusan dari berbagai
negeri untuk menetapkan konsep ketuhanan dan Injil yang dianggap sah. Karena
konsili berpihak kepada kelompok Trinitarian, maka para tokoh Unitarian
ditangkapi, disiksa dan dibunuh dengan tuduhan "aliran sesat."
Sebagai tindak lanjutnya, pada
tahun 395 M Kaisar Theodosius membentuk institusi gereja Kristen yang dikenal
dengan Inkuisisi (Inquisition). Inkuisisi adalah institusi hukum
kepuasan yang dibentuk untuk memberantas kaum heretic, kekuatan magic dan
kekuatan yang dianggap berbahaya. Inkuisisi memiliki kekuasaan yang tak
terbatas. Siapapun yang dianggap berbahaya ditangkap dan dijatuhi hukuman yang
berat: digantung, dibakar hidup-hidup, dibunuh pelan-pelan, giginya dicabut
satu persatu, kulitnya dikelupas, dst. Beberapa tokoh Unitarian yang mati
tragis karena mempertahankan ideologi Tauhid antara lain: Iraneus, Origenes,
Lucianus, Arius, Nestorius, Discorus dan Benjamin.
Pembunuhan dan penyiksaan terus
berlanjut hingga zaman pencerahan Eropa. Tahun 1142 gereja membakar hidup-hidup
Abelard, seorang filosof dan tokoh Kristen di Prancis. Tahun 1415 di Spanyol
dibakar 31.000 orang yang menentang gereja. Tahun 1416 gereja membakar John Hus
dan Jerome sampai mati di Bohemia.
Tanggal 27 Oktober 1553, Michael
Serveteus, dokter paru-paru ahli Injil dibakar pelan-pelan sehingga
meronta-ronta dan berteriak-teriak kesakitan selama dua jam lalu mati tragis.
Dokter ini dibakar karena menulis buku De
Trinitas Erroribus (Kesalahan
Trinitas). Di Nederland, ribuan orang dipotong lehernya pada tahun 1568.
Nama-nama tenar Martin Cellarius, Ludwig
Hoetzer, Louis Socianus, George Blandrata beserta ribuan pengikutnya di
Hongaria, Gregory Pauli, Francis David, dan masih banyak lagi menjadi korban
kebiadaban Inkuisisi yang menegakkan doktrin Trinitas.
Pertikaian berdarah dalam internal Kristiani
ini sesuai dengan sindiran Al-Qur’an:
“Dan di antara orang-orang yang
mengatakan: Sesungguhnya kami orang-orang Nasrani, ada yang telah kami ambil
perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka
permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat...” (Qs. Al-Ma’idah 14).
Saifuddin mengklaim masuk Kristen
karena Kristen adalah agama Kasih dengan bukti tidak ada kekerasan dan
pembunuhan terhadap sesama manusia. Padahal sejarah gereja berkata lain, bahwa
perkembangan Kristen tidak bersih dari darah dan pembantaian. Lantas, apakah
Saifuddin akan meninggalkan Kristen karena bukan agama Kasih, ataukah tetap
Kristen dengan mengingkari kebenaran sejarah, padahal dia adalah seorang guru
sejarah.
Selain
memberikan kesaksian di tabloid rohani Kristen, Saifuddin Abraham juga
mengumbar alasan-alasan murtad dari Islam dan beralih menjadi penginjil Kristen
dalam buku biografinya. Dalam buku testimoni 138 halaman yang ditulisnya, bekas
ustadz Ma’had NII Al-Zaytun asal Bima NTB ini bercerita bahwa salah satu alasan
dia meninggalkan Islam dan beralih menjadi Kristen, karena menurutnya Islam
mengajarkan perang dan radikalisme, sedangkan Kristen tidak mengajarkan perang
sama sekali.
Menurutnya,
ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an yang memperbolehkan untuk membunuh orang kafir
di mana saja mereka berada. Tiga ayat yang dimaksud adalah Al-Baqarah 191,
At-Taubah 5, At-Taubah 29. Terhadap ayat-ayat ini, Saifuddin berkomentar
menantang:
“Saya
tidak menemukan ayat dengan fi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang
secara gamblang menyuruh membunuh orang, dan juga tidak menemukan ayat dalam
kitab Tripitaka atau kitab Wedha perintah yang sama. Ini harus menjadi perhatian
para ulama dan pendeta untuk membimbing umat dengan arif, penuh toleran dan
damai.” (hlm. 35-36).
Menuding Islam
sebagai agama sadis yang menyuruh umatnya untuk membunuh orang Kristen secara
biadab sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur'an, adalah sebuah pembodohan dan
pembohongan agama. Karena ayat-ayat yang berbicara dalam konteks perang
terhadap kafir harbi (orang kafir yang melakukan permusuhan) ini hanya berlaku
dalam situasi perang, tidak dalam kondisi damai.
Dalam
peperangan, teori apapun pasti menyatakan boleh bahkan wajib mengangkat senjata
untuk melawan dan memerangi musuh yang zalim dan terlebih dahulu melakukan
penyerangan dan pembunuhan. Jadi, tidak ada yang aneh dalam syariat perang yang
diajarkan Al-Qur'an.
Saifuddin
masuk Kristen karena menganggapnya sebagai agama kasih yang jauh dari perang
dan pembunuhan. Sehingga ia berani berkata lantang: “Saya tidak menemukan ayat
dengan fi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang secara gamblang menyuruh
membunuh orang.”
Saifuddin
tidak paham Bibel. Ayat perang yang sangat buas justru diperagakan dengan
kalimat sadis 'Bunuhlah dan tumpaslah',.
Pernyataan
ini membuktikan bahwa Saifuddin sangat tidak paham terhadap Alkitab (Bibel),
kitab suci barunya. Dalam Bibel, ayat perang yang sangat buas justru
diperagakan oleh Tuhan. Dengan kalimat sadis “Bunuhlah dan tumpaslah,” Tuhan
Yang Maha Kasih dalam Bibelnya Saifuddin juga mengeluarkan fi’il amar untuk
menumpas habis semua penduduk dan makhluk bernyawa, sampai punah tanpa belas
kasihan sama sekali:
“Majulah
ke negeri Merataim, majulah menyerangnya dan menyerang penduduk Pekod! Bunuhlah
dan tumpaslah mereka, demikianlah firman Tuhan, lakukanlah tepat seperti yang
Kuperintahkan!” (Yeremia 50:21).
”Karena
Tuhan yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka
berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani,
tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” (Yosua 11:20).
”Tetapi
dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu
menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apa pun yang bernafas,
melainkan kau tumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan,
orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu
oleh Tuhan, Allahmu” (Ulangan 20:16-17, baca selengkapnya ayat 1-20).
Bahkan
sekedar untuk membalaskan dendam Israel kepada orang Amalek, Tuhan dalam Bibel
mengeluarkan perintah (dengan fi’il amar) untuk membunuh dan menumpas seluruh
rakyat dan binatang ternak tanpa ada belas kasihan sedikitpun, baik laki-laki,
perempuan, anak balita, maupun binatang ternak (1 Samuel 15: 1-11).
Sekedar
untuk membalaskan dendam, Tuhan dalam Bibel mengeluarkan perintah untuk
membunuh dan menumpas seluruh rakyat dan binatang ternak tanpa belas
kasihan....
Di ayat lain
Tuhan memerintahkan Yosua untuk melakukan membantai semua penduduk, membunuh
semua makhluk yang bernafas, menjarah harta dan membakar kota (Yosua 11:6-15).
Tanpa
banyak komentar, semua orang bisa melihat dalam ayat-ayat Bibel tersebut Tuhan
memerintahkan (dengan fi’il amar) untuk membuang belas kasihan dalam membunuh
dan menumpas seluruh penduduk yang bernyawa baik manusia dewasa, wanita, anak
balita maupun binatang. Membaca
ayat-ayat Bibel tersebut, sungguh terlalu bila Saifuddin tidak
tercelikkan matanya, dan keukeuh meyakini Tuhan Bibel tidak pernah menyuruh
orang untuk membunuh.
Situasi
ini berbeda dengan konsep Islam yang membolehkan memerangi kafir harbi dengan
sepenuh etika dan aturan kemanusiaan yang tidak boleh dilanggar, antara lain:
tidak boleh berlebih-lebihan dan melampaui batas (Qs. Al-Baqarah 190); dilarang
melakukan penyiksaan, mutilasi, mengorbankan anak-anak, dan membunuh orang di
rumah ibadah (HR Muslim).
Alasan
Saifuddin meninggalkan Islam lalu beralih menjadi Kristen dengan alasan Islam
mengajarkan radikal sedangkan Kristen mengajarkan kasih, adalah alasan yang
keliru bahkan terbalik. Dengan kata lain, Saifuddin murtad karena pemahaman
yang keliru dan terbalik.
Saifuddin
Abraham harus merenung dan berpikir ulang dengan hati nurani yang jernih
terlepas dari berbagai keinginan, nafsu kedagingan dan iming-iming duniawi.
Karena fakta sejarah maupun teologis, justru bertolak-belakang dengan alasan
yang dijadikan alasan Abraham untuk pindah agama.
Semoga
dengan fakta-fakta yang terungkap dalam artikel ini, Saifuddin bisa mengambil
ibrah. Jika tidak, maka benarlah firman Allah dalam surat Hud 24, bahwa
perbandingan golongan kafir dan golongan mukmin itu seperti orang buta dan tuli
dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Tidakkah Saifuddin mengambil
pelajaran daripada perbandingan itu? (Tim Fakta/Sabili)
Tagged with:
nasional
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...