budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ STOP!! Perayaan Tahun Baru Masehi = Hari Raya Kafir Penyembah Dewa
STOP!! Perayaan Tahun Baru Masehi = Hari Raya Kafir Penyembah Dewa
Posted by: Unknown Posted date: 03.41.00 / comment : 0
Enam
hari setelah Natal 25 Desember, tibalah tahun baru Masehi tanggal 1 Januari.
Umat kristiani biasa menggabungkan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru. Tak
sedikit umat Islam yang latah terjebak promosi kekafiran dengan mengucapkan
Selamat Natal dan Tahun Baru Masehi.
Bahkan
ikut-ikutan merayakan pergantian tahun baru dengan gebyar maksiat. Demi
menunggu momen pukul 00.00 mereka rela menghambur-hamburkan dana secara mubazir
untuk pesta kembang api, pesta miras, festival hiburan yang berbaur pria dan
wanita, perzinaan dan pesta maksiat lainnya.
Tak
sedikit waktu, dana, tenaga dan pikiran yang dibuang percuma demi tahun baru.
Padahal Allah SWT memperingatkan bahwa para pemboros itu adalah saudaranya
syaitan yang sangat ingkar kepada Tuhan (Qs Al-Isra’ 26-27).
Dalam
tinjauan akidah, para ulama yang berkompeten telah memfatwa haram ucapan
Selamat Tahun Baru Masehi, terlebih merayakan pestanya.
Komisi
Fatwa Saudi Arabia (Al-Lajnah Ad-Daimah lil-Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal-Ifta’)
dalam Fatawa nomor 20795 menyatakan bahwa mengucapkan Selamat Tahun Baru Masehi
kepada non muslim tidak boleh dilakukan oleh seorang Muslim karena perayaan
tahun baru tidak masyru’ (tidak disyariatkan).” Fatwa ini ditandatangani oleh:
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Alu Syaikh, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan,
Syaikh Shalih Al-Fauzan, dan Syaikh Bakr Abu Zaid.
Senada
itu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, dengan tegas menyatakan bahwa
umat Islam dilarang mengucapkan Selamat Tahun Baru Masehi (Miladiyah), karena
ia bukan tahun syar’i. Bahkan apabila memberi ucapan selamat kepada orang-orang
kafir yang merayakan hari raya Tahun Baru, maka orang ini dalam keadaan bahaya
besar berkaitan dengan hari-hari raya kekafiran.
Karena
ucapan selamat terhadap hari raya kekafiran itu berarti senang dengannya dan
mensupport kesenangan mereka, padahal senang terhadap hari-hari raya kekafiran
itu bisa-bisa mengeluarkan manusia dari lingkaran Islam, sebagaimana Ibnul
Qayyim rahimahullah telah menyebutkan hal itu dalam kitabnya Ahkamu
Ahlidz-Dzimmah. (Liqoatul Babil Maftuh, juz 112 halaman 6).
Ibnul
Qayyim berkata, “Adapun memberi ucapan selamat kepada simbol-simbol khusus
kekafiran, (hal tersebut ) adalah haram menurut kesepakatan ulama…” (Ahkamu
Ahlu Ad-Dzimmah, 1/441).
Syaikh
Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaili dalam situsnya juga mengharamkan ucapan Selamat
Tahun Baru Masehi karena perbuatan tersebut termasuk tasyabbuh (meniru
kebiasaan orang kafir) kepada kaum Kristen yang mana mereka saling mengucapkan
selamat ketika awal tahun baru Masehi. Tasyabbuh dengan mereka diharamkan oleh
Rasulullah SAW.
“Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad
dan Abu Daud).
Rasulullah
SAW sudah mewanti-wanti umatnya tentang bahaya tasyabbuh terhadap orang Persia,
Romawi, Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam
berpakaian atau pun berhari raya.
Dari
Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang
kalian ikuti itu masuk ke lubang biawak, pasti kalian pun akan mengikutinya.”
Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah
Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim dari
Abu Sa’id Al-Khudri).
Para
ulama itu memperingatkan strategi pemurtadan yang dikemas dengan
pencampuradukan antara al-haq dan kebatilan, sesuai firman Allah Ta’ala dalam
Al-Qur'an surat Al-Baqarah 109, Ali-Imran 69, 99, 149, dan Al-Hijr 9.
Momentum
Tahun Baru ini tidak luput dari pencampuradukan antara al-haq dan kebatilan,
propaganda kepada kekufuran, kesesatan, permisivisme dan ateisme serta
pemunculan sesuatu kemungkaran yang bertentangan dengan syariat.
Di
antara hal itu adalah propaganda kepada penyatuan agama-agama (pluralisme),
penyamaan Islam dengan aliran-aliran dan sekte-sekte sesat lainnya, penyucian
terhadap salib dan penampakan syiar-syiar kekufuran yang dilakukan oleh
orang-orang Kristen dan Yahudi.
Banyak
yang beranggapan bahwa perayaan tahun baru adalah urusan duniawi yang tidak ada
kaitannya dengan akidah. Padahal secara historis, perayaan tahun baru Masehi
tidak bisa dipisahkan dari tradisi dan ritual penyembahan dewa Janus dalam
agama paganisme (agama kafir penyembah berhala):
“The
Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The
Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings.
The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking
forward and the other looking backward” (The World Book Encyclopedia, 1984,
volume 14 hlm. 237).
(Penguasa
Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru
semenjak abad ke-46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari)
kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan
Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah –
sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke
(masa) lalu).
Dalam
mitologi Romawi, Dewa Janus adalah sesembahan kaum Pagan Romawi. Bulan Januari
(bulannya dewa Janus) ditetapkan setelah Desember karena Desember adalah pusat
Winter Soltice, yaitu hari-hari di mana kaum pagan penyembah Matahari merayakan
ritual mereka saat musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal
25 Desember, dan inilah salah satu dari banyaknya pengaruh Pagan pada tradisi
Kristen.
Kaum
Pagan pandai menyusupkan budaya mereka ke dalam budaya agama lain. Ini terbukti
dengan tradisi mereka bertahun baru yang sudah populer diikuti di berbagai
belahan dunia. Misalnya, tradisi kaum Pagan merayakan tahun baru mereka (atau
Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, bernyanyi
bersama, memukul lonceng dan meniup terompet.
Ke
dalam agama Kristen, tradisi pagan ini diadopsi dengan menjadikan hari Dewa
Janus tanggal 1 Januari menjadi Tahun Baru Masehi, sehingga muncullah pemisahan
masa sebelum Yesus lahir pun (Sebelum Masehi/SM) dan sesudah Yesus lahir (Tahun
Masehi/M).
Di
Persia yang beragama Majusi (penyembah api), tanggal 1 Januari juga dijadikan
sebagai hari raya yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus. Dalam perayaan
itu, mereka menyalakan api dan mengagungkannya, kemudian orang-orang berkumpul
di jalan-jalan, halaman dan pantai, bercampur baur antara lelaki dan wanita,
saling mengguyur sesama mereka dengan air dan minuman keras (khamr). Mereka
berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. Semuanya dirayakan dengan
kefasikan dan kerusakan.
Shahabat
Abdullah bin ’Amr RA memperingatkan dalam Sunan Al-Baihaqi IX/234: ”Barangsiapa
yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya Nairuz
(tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia
dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat”, (www.voa-islam.com).
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...