budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ LBH Desak Pemerintah Lahirkan Qanun KKR Aceh
LBH Desak Pemerintah Lahirkan Qanun KKR Aceh
Posted by: Unknown Posted date: 03.16.00 / comment : 0
Banda
Aceh ( Berita ) : Lembaga
Bantuan Hukum mendesak pemerintah segera melahirkan Rancangan Qanun Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) untuk menyelesaikan persoalan korban masa
konflik di Provinsi Aceh.
Koordinator
LBH Banda Aceh Mustiqal di Meulaboh Rabu [04/12] mengatakan, masyarakat korban
konflik bersama pihaknya terus mendorong terbentuk KKR karena itu merupakan
amanah Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
“Dalam
UUPA secara tegas disebutkan KKR harus terbentuk setahun setelah disahkannya
UUPA, nah, berangkat dari sana kita terus mendorong lahirnya KKR untuk
menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM di Aceh,” katanya.
Hal
itu disampaikan usai diskusi dan kosultasi publik terkait Rancangan Qanun KKR
Aceh bersama para korban konflik se-pantai barat selatan Aceh yang dihadiri
pembicara dari anggota DPR Aceh.
Menurut
kalangan aktivis ini, dengan terbentuknya KKR maka akan mempermudah
penyelesaian konflik Aceh yang hampir 32 tahun lamanya dan mengungkap kebenaran
serta adanya pemenuhan hak korban dan reparasi.
Katanya, dalam
Qanun KKR tersebut mengatur adanya perlindungan hukum kepada korban sehingga
dapat leluasa mengungkap kebenaran serta menjembatani koordinasi dengan Komnas
HAM dan LPSK. “Kita juga melakukan kampanye kepada masyarakat agar qanun KKR
ini segera disahkan, penting melibatkan masyarakat korban agar kehadiran KKR
ini bisa menjawab semua persoalan yang dialami masa lalu,” imbuhnya.
Sementara
itu anggota DPR Aceh Abdullah Saleh menambahkan, KKR Aceh sebenarnya sudah
bahagian dari KKR nasional, sementara KKR nasional sudah dibatalkan Mahkamah
Konstitusi (MK).
“Namun
karena KKR Aceh sifatnya mendesak maka pada 2013 qanun dibahas di DPRA dengan
menghadirkan beberapa lembaga yang konsen di bidang HAM,” katanya.
Abdullah Saleh
mengharapkan dukungan semua masyarakat dan korban koflik masa lalu untuk
melahirkan qanun KKR Aceh karena ini merupakan amanah UUPA yang harus
dilaksanakan pasca MoU Helsinki.
Ia
berjanji, tentang masukan dari masyarakat tentang adanya perlindungan korban
akan menjadi perhatian dalam penyusunan qanun KKR Aceh, sementara pihak DPRA
sudah berkoordinasi dengan LPSK terkait perlindungan saksi. (ant )
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
80 Persen Salon Esek-Esek di KutarajaBANDA ACEH - Kepala Tata Usaha Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Reza Kamili, S. STP mengungkapkan. Ada sekitar 80 persen salon di Banda ...
-
Tante Girang Incar Berondong Di Kota LhokseumaweIni bukan film, tapi nyata terjadi di Kota Petro Dolar Lhokseumawe. Kelompok wanita usia 40an tahun aktif mengincar pemuda berpenampilan ...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
Kenyamanan Orang Sunat dan Tidak SunatPada mulanya, sunat dilakukan sebagai bagian dari tradisi. Namun lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kes...