budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Heboh PR matematika murid SD, guru diminta tidak kaku menilai
Posted by: Unknown Posted date: 18.15.00 / comment : 0
Habibi, murid
kelas 2 SD di Jawa Tengah hanya mendapat nilai 20 dari 10 soal matematika
pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan karena jawabannya tidak sesuai dengan
standar sang guru. Peristiwa ini bisa terjadi karena guru itu dinilai kurang
tanggap dengan perkembangan Matematika siswanya.
"Berhati-hatilah
dan carilah metode yang paling efektif ketika memberi evaluasi kepada anak
seusia Habibi," kata Adi Rio Arianto, pemerhati ilmu matematika melalui
e-mailnya kepada merdeka.com, Senin (22/9).
"Terlepas
dari anak tersebut yang sedikit perlu belajar lagi atau pendidiknya yang kurang
tanggap dengan perkembangan matematika siswanya, saya pikir ini adalah masalah
besar yang akan menentukan kualitas generasi manusia Indonesia ke depan.
Manusia yang sudah mendapatkan pendidikan hari ini mestilah menjadi penentu
bagi sejarah bangsa yang kesemuanya akan bergantung pada kualitas anak didik
hari ini," imbuh Adi.
Dia
menilai, apa yang sedang terjadi pada anak seusia Habibi adalah pelajaran besar
bagi para penggiat ilmu matematika di seluruh Indonesia.
"Mungkin
ini terkesan sepele, namun ini adalah persoalan soft-skill anak bangsa
Indonesia. Yah, ini menyangkut masa depan anak-anak Indonesia terkait
perkembangan ilmu matematika yang mereka tekuni termasuk saya yang sudah
berkecimpung dengan matematika sejak 24 tahun silam," ujarnya.
Beberapa
pertimbangan khusus ini jika tidak dilihat secara mendalam, kata Adi, jelas
akan merugikan perkembangan dan kemampuan intelektual seseorang, tidak hanya
bagi Habibi, tetapi juga bagi anak-anak lain yang baru akan, sedang, dan yang
sudah menempuh pendidikan dasar seusia nya.
"Bagaimanapun
juga anak-anak punya hak dasar untuk memperoleh pendidikan yang layak yang
dibarengi dengan metode yang layak pula. Saya pikir tidak hanya pihak institusi
Komnas Anak-Anak, Asosiasi Pemerhati Ilmu Matematika Se-Indonesia, tetapi juga
para pendidik termasuk orang tua siswa perlu mengevaluasi peristiwa di
atas," pungkasnya (merdeka.com).
Tagged with:
nasional
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
80 Persen Salon Esek-Esek di KutarajaBANDA ACEH - Kepala Tata Usaha Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Reza Kamili, S. STP mengungkapkan. Ada sekitar 80 persen salon di Banda ...
-
Abu Tanoh AbePerpustakaan Kuno Tanoh Abee terdapat di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di da...
-
Tante Girang Incar Berondong Di Kota LhokseumaweIni bukan film, tapi nyata terjadi di Kota Petro Dolar Lhokseumawe. Kelompok wanita usia 40an tahun aktif mengincar pemuda berpenampilan ...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
Harapan Warga Dari Wali NanggroeSuara Azan mengumandang, bukan pertanda mulai masuknya waktu shalat, tapi sebagai tanda dimulainya prosesi pengukuhan Malik Mahmud Al-Hay...
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...