budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Membongkar Sejarah Kristenisasi Jawa
Posted by: Unknown Posted date: 02.05.00 / comment : 0
Jauh sebelum
Wali songo mendakwahkan Islam di Jawa, Sebenarnya masyarakat Jawa itu sendiri
sudah kenal dengan agama Islam. Karena sejak abad ke VII M, Islam sudah di
kenal oleh masyarakat Nusantara melalui wiraniagawan arab.
Meskipun
Sejarah mencatat, perkembangan Islam secara pesat adalah di saat walisongo
mulai menggerakan dakwahnya di pulau jawa. Sejak saat itu pula, masyarakat jawa
menyatu dengan dakwah Islam, dan secara perlahan mereka mulai melupakan agama
Hindu Budha.
Bahkan
sejak runtuhnya kerajaan Majapahit dan disusulnya tegaknya Kerajaan Islam Demak
Bintoro pada 1478 M, masyarakat jawa sudah melebur dengan Islam. Sehingga bila
disebut orang jawa tidak ada kata lain selain dia pasti adalah beragama Islam.
Meskipun
menurut catatan para sejarawan, Dakwah ulama saat itu terbagi menjadi dua tahap.
Pertama, tahap dimana orang yang penting masuk Islam dan dia sadar kalau dia
beragama Islam. Kedua, tahap dimana sebagai pemantapan iman dan syariah untuk
bisa menadalami secara sempurna.
Akan
tetapi tahap kedua belum juga berhasil untuk di laksanakan, Para Imprealis
Barat yang di gawangi kerajaan katolik Portugis dan spanyol pada abad awal 16 M
kedahuluan datang ke Nusantara. Jadi jauh sebelum kau kafir ini datang,
masyarakat Jawa khususnya tak mengenal Agama Katolik dan Kristen yang sama-sama
kafir.
Bahkan
apabila ada orang jawa yang ikut masuk kedalam agama penjajah Kristen,
Masyarakat saat itu mengatakan “wong jawa ilang jawane” artinya Orang jawa tadi
hilang khas kejawaanya karena murtad dari Islam dan pindah ke Kristen.
Ketika
Penjajah Katolik Portugis berhasil masuk ke Nusantara, mereka langsung
mengirimkan para Misionaris ke wilayah Nusantara bagian timur seperti Maluku,
Sulawesi Utara, Sangir, Talaud, Nusa Tengara, terutama Solor dan Flores.
Di
ujung timur pulau jawa, tepatnya di Blambangan dan Panarukan, para misionaris
Portugis sempat melakukan Kristenisasi pada 1585-1598 mereka membabtis sejumlah
Orang, termasuk di antaranya keluarga kerajaan Blambangan.
Peristiwa
ini merupakan pertama kalinya agama Kristen masuk ke pulau Jawa, akan tetapi sejak
pertengahan 1590-an raja Blambangan semakin tidak menyukai kehadiran Portugis
dan agama kristennya. Salah satunya di sebabkan kaum kafir portugis dekat
dengan Ibunda raja sekaligus menjadi sainganya dalam meduduki tahta.
Penyebaran
Kristen Katolik Roma berakhir ketika dari jurusan Pasuruan dan Surabaya ujung
timur pulau jawa dan di islamkan pada akhir abad 17. Senjak itu tidak ada
komunitas Kristen di pulau Jawa hingga datang orang orang Belanda dalam
beberapa gelombang ketika memasuki abad 17 M.
Selama
hampir satu abad, Imperalis katolik portugis dan Spayol hanya berhasil
mengkafirkan wilayah Maluku akan tetapi mereka sulit untuk mengkristenkan Jawa.
Di olah dari buku Mengkristenkan Jawa.
Kegagalan
Kafir portugis dan Spanyol dalam mengkafirkan orang jawa untuk memeluk Katolik
bukan semata mata karena kebodohan mereka yang tak bisa mengambil hati orang
jawa saat itu, akan tetapi perlawanan orang jawa terhadap kafir portugis untuk
membela aqidah Islam memang terpatri dalam jiwa mereka.
Kegagalan Kafir Portugis dan Perlawanan Jihad “wong
Jawa” !
Saat
itu, bila di sebut “wong jowo” tidak ada kata lain bahwa dia adalah umat islam,
karena unsur kepatuhan orang jawa kepada para raja kerajaan sangatlah kuat.
Bila para rajanya berubah agama Islam, maka konstan masyarakatnya pun
berbondong bondong mengikuti. Meskipun pemahaman dan amaliyah keislamanya tak
seideal masa sekarang ini.
Pakar
Sejarah, Mansur Suryanegara dalam buku Api Sejarah menerangkan, setelah
imperalis Katolik Portugis berhasil menangkap Sultan Tabariji dan di buang ke
Goa, mereka memaksa sultan untuk masuk kedalam agama Katolik, kemudian
mengganti nama baptis dengan Dom Manuel, dan sebelum wafat dipaksa meninggalkan
wasiat untuk menyerahkan kedaulatan Ambon kepada pembaptisnya Jordao De Freitas
1545M. Hal ini di benarkan oleh M.C Ricklefs dalam buku Sejarah Indonesia
Modern.
Akan
tetapi sepak terjang kafir portugis dinilai gagal total meskipun di awal kedatangan
mereka dinilai cukup mencuri perhatian kaum bangsawan. hanya saja, para perwira
Islam yang sholeh mencium niat jelek kafir portugis sehingga perlawanan umat
Islam di Jawa dan Nusantara umumnya pun bangkit tak terbendungkan.
Setelah
kafir Portugis berhasil menguasai Goa 1497M dan Malaka 1511M, Kesultanan Demak
dan Kesultanan Aceh melancarkan Jihad Fisabililah untuk merebut kembali Malaka
1512M. Meskipun Kesultanan Aceh tidak berhasil mengalahkan kafir Portugis di
Malaka, akan tetapi pada 22 juni 1527M atau 22 Ramadhan 933H, Sunda Kelapa
berhasil direbut kembali oleh Sunan Gunung Jati bersama menantunya Fatahilah.
Kemudian sejak itu sunda kelapa dirubah dengan Fathan Mubina. Di sebut pula
Jayakarta kemudian berubah menjadi Jakarta yang artinya Kemenangan Paripurna.
Di
sisi lain pada tahun 1575M Kesultanan Ternate di bawah Sultan Baab Oelah
mengusir Katolik Portugis, karena dinilai tidak bisa bekerja sama dengan Umat
Islam dan kristenisasinya sudah meresahkan umat Islam. Sehingga mengundang
kemarahan masyarkat Ternate.
Jadi,
Perlawanan Umat Islam saat itu yang diprakarsai Kesultanan adalah Modal benteng
utama dalam membendung Kristenisasi Portugis. Di sisi lain mereka juga bodoh
dalam sikap sehingga para warga pribumi tidak simpatik.
VOC Biang Kerok Kristenisasi Jawa!
Perjalanan
Imprealis barat dalam menguasai Jawa serta Nusantara secara umum, terbagi
menjadi dua zaman, dan semuanya itu tidak lepas dari inti misi mereka yakni
mengkristenkan negeri jajahan. Adapun perdagangan dan wilayah adalah topeng
agar lebih mudah untuk memasuki sebuah negeri baru.
Imprealisme
kuno dari kalangan Katolik misalnya, mendapatkan mandat langsung dari Paus
Alexsander VI dengan perjanjian tordesilas Spanyol 1494, ini yang di sebut
zaman pertama. Selanjutnya pemerintah kolonial Belanda yang menjadikan gerakan
Protestan sebagai landasan perjuangan, mereka memasuki nusantara setelah
pasukan portugis dan spanyol gagal dalam mengelabuhi pribumi.
Pada
tahun 1598, para pedagang Belanda mulai datang ke Nusantara, empat tahun
berikutnya di dirikanlah Verenigde Oast-Indsiche Compagnie (VOC) pada tahun
1602M , dimana VOC di bentuk dalam rangka menghindari persaingan antar kelompok
pedagang Belanda.
Joh.F.Snelleman
menjelaskan dalam Encyclopaedie van Nederlandsch-indie, Belanda tidak jauh beda
dengan Portugis, misi untuk mengkristenkan warga jawa menjadi target penting
dalam jajahan mereka.3G (Glory,Gold,Gospel) menjadi visi misi yang tak boleh
terlupakan.
Bahkan
VOC mendapatkan mandat langsung dari Gereja Protestan Belanda, yang waktu itu
sebagai Gereja Negara untuk menyebarkan Kristen. Ini sesuai dengan pasal 36
pengakuan iman belanda 1561 yang berbunyi:
“juga
jabatan itu (maksudnya tugas pemerintah) meliputi : mempertahankan pelayanan
Gereja yang kudus, memberantas dan memusnahkan seluruh penyembahan berhala dan
agama palsu, menjatuhkan Kerajaan Anti-Kristus, dan berikhtiyar supaya Kerajaan
Yesus Kristus berkembang” demikian kami nukil dalam buku Mengkristenkan jawa.
Dari
sinilah, VOC melancarkan aksinya, bahkan banyak sekali para pendeta muda
Kristen Belanda yang ikut ke jawa untuk berlomba menyebarkan Kristen ke pribumi
saat itu. Dan sebagian di jadkan pegawai VOC.
Sebagaimana
dinyatakan dalam Bataviasche Statuten 1642, selain melaksanakan perdagangan,
VOC juga harus berusaha agar orang jawa pindah ke agama Kristen
Protestan-Calvinis.sehingga ada beberapa kebijaksanaan yang harus di laksanakan
oleh para anggota VOC.
Pertama
: VOC memaksa orang jawa yang bekerja denganya untuk pindah ke agama Kristen
Protestan,
Kedua
: Melarang orang jawa untuk melaksanakan agama Islam, sehingga mereka yang
takut akan mudah meninggalkan agama nenek moyangnya dan beralih ke Kristen.
Ketiga:
Semua orang Pribumi yang telah masuk Katolik karena portugis, setelah di bawah
VOC, mereka semua di paksa masuk kedalam Kristen Protestan dan Katolik di
hapuskan serta di larang.
Keempat:
Pada tahun 1642 dewan gereja membuat keputusan, melarang semua Mubaligh, Kyai
serta Ulama Islam untuk mengajarkan dan mendakwahkan Islam secara terang
terangan. Jka melanggar mereka akan di rantai dan disiksa. Demikian diterangkan
dalam Historiografi Haji Indonesia.
Bahkan
Mansur Surya Negara dalam Api Sejarahnya menjelaskan, meskipun VOC itu
didirikan untuk mengatasi perekoniman dan perdagangan namun oleh Staten General
di beri kewenangan untuk menyatakan Perang atau pun damai dengan Negara atau
kesultanan yang di datangi. Bukan hanya itu saja, VOC digadang-gadang sebagai
tombak Imperalis Barat untuk mematahkan kuasaan Ekonomi Islam dengan segenap
usaha niaganya, melumpuhkan Pasar yang dibangun umat Islam sebagai media
penciptaan sumber dana dan kemakmuran masyrakat Islam.
Yang
jelas, VOC menjalankan metode lebih Oppres Sive and Cruel (penindas dan kejam).
Sehingga hasil yang di dapatpun tidaklah signifikan. Dalam waktu dua abad,
mereka hanya berhasil membuat komunitas Kristen di wilayah kota-kota besar. Hal
itu juga setelah VOC berhasil menaklukkan Jayakarta dan merubah menjadi Batavia
1619M, Semarang dan Surabaya. Adapun ke desa dan pedalaman, mereka mendapatkan
perlawanan yang sangat sengit dan kuat.
Bangkitnya Gerakan Jihad Melawan Kafir Kristen VOC
Jayakarta
berhasil dikuasai oleh kafir Kristen Belanda 1619M , dimana VOC sebagai
promoter pergerakan Kristenisasi saat itu.Nama Jayakarta diganti dengan
Batavia. Tuan J.P. Coen diangkat sebagai Gubernur Jendral 1619-1623 dan
1627-1629M . Konsepnya untuk menguatkan perniagaan VOC hanya dengan jalan
“menghancurkan jalan semua yang merintangi”.
Di
bawah kondisi tantangan yang sedemikian rupa, Sultan Agung dari Kesultanan
Mataram dan Adipati Ukur dari Tatar UKur melancarkan Jihad Fisabililah melawan
kafir Belanda ke Batavia. Serangan ini berhasil menawan banyak serdadu kafir belanda
yang ditawan.
Bukan
hanya itu, Sultan Agung Tirtayasa dari kesultanan Banten juga menggerakan
pasukanya untuk mengorbankan Jihad Fisabililah menuju Batavia.
Bahkan
dalam membangkitkan semangat Jihad Fisabililah memerangi kaum kafir harbi
Kristen belanda, datanglah Syaikh Yusuf, ulama besar dari Makasar.
Di
sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa memberikan bantuan militer kepada Gerakan
Jihad yang dipimpin oleh Tronojoyo, gerakan ini juga mendapatkan dukungan dari
kesultanan Goa Makasar Di bawah Sultan Hassanudin.1674-1680M.
Bahkan
di kesultanan Banten pun timbul perlawanan bersenjata yang di pimpin oleh kiyai
Tapa pada Oktober 1750M, bahkan Cina terang terangan membantu gerakan ini. Jihad
Fisabililah adalah Gerakan Fitrah dan Cemerlang Melawan Kristenisasi
Dari
sini sangatlah jelas, dari dulu umat Islam selalu menjadikan Jihad Fisabililah
sebagi solusi yang ideal untuk melawan gerakan Kristenisasi, karena mereka
mempunyai seribu akal bulus untuk menghancurkan umat Islam.
Sejarah
mencatat, dan para manusia pilihan telah mencontohkan, serta para Mujahid kita
juga telah menuai hasilnya.hanya dengan Jihad Fisabililah kaum kafir akan
tersingkirkan. (voa-islam.com)
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...
-
Awas, Terompet dan Topi Tahun Baru Lambang PemurtadanTahun baru masehi identik dengan terompet dan topi kerucut. Tidak sedikit masyarakat Muslim yang ikut merayakannya, juga dengan meniu...