budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Enam Golongan Wanita yang Tidak Boleh Dinikahi
Posted by: Unknown Posted date: 09.48.00 / comment : 0
Saat umur
telah matang, ekonomi mapan, sudah sepantasnya bagi seorang pria untuk memilih
seorang wanita yang akan ia jadikan pendamping sekaligus seorang ibu bagi
anak-anaknya kelak. Namun, dalam menentukan wanita untuk dinikahi ini, seorang
pria harus benar-benar tahu mana wanita yang baik dan bukan.
Tak hanya
sekedar baik, wanita yang dinikahi haruslah seorang wanita sholehah yang
senantiasa menjaga kehormatannya dan selalu taat pada perintah agama. Jika
mendapatkan seorang istri dengan ciri tersebut, tentulah rumah tangga akan
terasa damai, tentram dan bahagia.
Untuk
itu, sebaiknya seorang lelaki harus mengetahui wanita itu tak hanya dari
penampilan luarnya saja, tetapi juga akhlaknya agar tak salah dalam memilih
seorang istri. Berikut dijelaskan ada 6 jenis/golongan wanita yang tidak boleh
dinikahi.
Sebagian orang berkata,
“Janganlah kalian menikahi wanita dari enam jenis”, mereka adalah “.
Satu Al-Ananah
(suka mengeluh) ialah: perempuan yang banyak mengeluh dan mengadu, selalu
membalut kepalanya sebagai tanda sakit. Hal ini agar menandakan dia merasa
terbebani dengan pekerjaan hariannya, kerana malas atau memang sifat bawaan
yang dimilikinya jadinya suka mengeluh walaupun disebabkan masalah kecil.
Perempuan tersebut berpura-pura sakit supaya suaminya tidak membebaninya dengan
tugasan harian. Menikahi perempuan yang sengaja buat-buat sakit tidak ada
faedah padanya.
Kedua Al-Mananah
yaitu perempuan yang memberikan sesuatu kepada suaminya akan tetapi suka
mengungkit-ngungkit pemberian tersebut. Sampai satu masa dia akan mengatakan
saya telah melakukan untuk kamu itu ini.
Ketiga Al-Hananah
yaitu perempuan yang suka merindukan dan mengingat mantan suami atau anak dari
mantan suami. (Perempuan seperti ini tidak akan menghargai suaminya walaupun
suaminya berusaha memuaskan segala kemauannya).
Keempat Al-Haddaqah
yaitu perempuan menginginkan setiap perkara dalam perbelanjaannya (boros) dan
suka belanja sehingga membebankan suaminya untuk membayar tagihannya.
Kelima Al-Baraqah
yaitu terdapat dua makna yang pertama, suka berhias sepanjang hari (berlebihan
dan tak wajar) supaya wajahnya nampak lebih anggun dan mempesona. Makna kedua
ialah: perempuan yang tidak mau makan, maka dia tidak akan makan kecuali bila
sendirian dan dia akan menyimpan bagian tertentu untuk dirinya sendiri.
Keenam Al-Syaddaqah
yaitu perempuan yang banyak cakap, suka ngomongin suaminya. Sebagaimana sabda
Nabi saw, bahwa Allah murka kepada wanita yang paling banyak ngomong.
Semoga kita
diberikan jodoh terbaik oleh Allah SWT yang senantiasa dapat mendekatkan kita
dan menambah kecintaan kita kepada Allah SWT dan kelak sebagai bidadari di
surga yang hakiki.
Tagged with:
nasional
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
BERANDACISAH Temukan Nisan Kakek Sultan ‘Ali Mughayat SyahPIDIE JAYA – Tim Central Information for Samudra Pasai Heritage (CISAH) berhasil menemukan makam Sultan Munawwar Syah di Desa Meunasa...
-
Buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Disusupi Aqidah WahabiUmat Islam yang senantiasa berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah Waljamaah khususnya kalangan pendidik (guru) dituntut untuk lebih teli...
-
Sejarah Singkat Abu KeumalaSejarah Singkat Abu Keumala-Abu Keumala" itulah gelar untuk seorang Ulama populer Aceh yang bernama lengkap Teungku Haji Syihabudd...
-
Syariat Islam Bukan Keinginan Rakyat AcehTEMPO Interaktif , Jakarta :Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka Malik Mahmud Al Haytar menyatakan penerapan syariat Islam bukanlah yan...
-
Pendeta Muhamad Husein Hosea Gencar Misionaris di AcehMuhamad Husein Hosea Gencar pendeta asal Aceh kelahiran Sigli, Aceh Pidie, 14 Agustus 1951. Kini aktor utama misionaris untuk Aceh. Bahka...
-
Asia Tenggara dalam Kurun Syiar Islam (Abad ke-7 H/13 M—ke-11 H/17 M) Asia Tenggara dalam Kurun Syiar Islam (Abad ke-7 H/13 M—ke-11 H/17 M)Penyebaran Islam adalah fenomena sejarah menakjubkan. Banyak para ahli sejarah, baik di kalangan Muslim maupun Non-Muslim (Barat) yang ...
