budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ Menilik Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Dayak Mandomai Kalimatan Tengah
Menilik Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Dayak Mandomai Kalimatan Tengah
Posted by: Unknown Posted date: 04.49.00 / comment : 0
Menilik
Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Dayak Mandomai Kalimatan Tengah
SEPERTI
penyebaran Islam yang ada di daerah umum lainnya, Islam masuk ke daerah
Mandomai melewati jalur perniagaan, pedagang dari daerah Kuin, Bandarmasih
(Banjarmasin sekarang) Kalimatan Selatan yang sudah terlebih dahulu memeluk
Agama Islam, mereka menyiarkan Agama
Islam sambil melakukan aktifitas perdagangannya.
Diperkirakan
Islam masuk ke daerah Mandomai sekitar abad ke-18, para penghuni “huma hai” pun
tertarik dengan ajaran Islam yang menurut mereka sangat relevan dengan
kehidupan manusia, penyebaran Islam begitu pesat di Mandomai, hal ini terbukti
dari adanya pembauran budaya setempat dengan corak budaya Islam, seperti nisan
makam yang berbentuk tinggi seperti sapundu (titian menuju surga menurut ajaran
agama Kaharingan) berukirkan kaligrafi arab di sebuah makam seorang penghuni
“huma hai” yaitu Oedjan.
Perkembangan
Islam di Mandomai ini berkaitan erat dengan seorang tokoh di “huma hai” yaitu
Oedjan, orang tua Oedjan berasal dari daerah Palingkau, tepatnya Doesoen Timoer
Patai, Oedjan adalah anak dari Damboeng Doijoe yang juga disebut seorang
Temenggung Madoedoe yang merupakan sepupu dari Soetawana.
Temenggung
Madoedoe atau Damboeng Doijoe adalah anak dari Djampi yang merupakan kakek dari
Oedjan yang sudah memeluk Ajaran Islam terlebih dahulu. Oedjan ini menikah
dengan seorang gadis keturunan Portugis yang bernama Makaw (Saleh), dari
perkawinannya ini mereka di anugerahi 9 orang anak yaitu Sahaboe, Oemar, Aloeh,
Galoeh, Soci, Ali, Esah, Tarih, dan Njai.
Pesatnya
perkembangan islam diderah tersebut ditandai dengan dibangunnya sarana – sarana
tempat ibadah, salah satu sarana tempat ibadah di daerah itu yang menjadi
sorotan publik yaitu Mesjid Al-Iklas yang dikenal dengan Mesjid empat tiang
guru.
Mesjid
empat tiang guru ini di prakarsai oleh empat tokoh masyarakat yaitu : Rahman
Abdi bin H. Muhammad Arsyad (Kuin), Abdullah bin H. Muhammad (penghulu
Mandomai), Sabri bin H.Muchtar, Sahaboe bin H. Muhammad Aspar. Nama-nama para
pemprakarsa pembangunan mesjid ini terpahat di empat tiang mesjid Jami Al-
Ikhlas. (Dari berbagai sumber/Misykah.com)
Tagged with:
Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Naskah Surat Sultan Zainal ‘Abidin (Wafat 923 H/1518 M)DALAM kunjungan ke Museum Negeri Aceh, 2008 silam, kami memang sudah merencanakan untuk memeriksa kemungkinan adanya naskah-naskah manu...
-
Seulamat Thoen Baroe 1435 HAssalamu'alaikum, wareh ngon rakan Tapujoe Tuhan, Nyang Maha Esa Keu Rasulallah, Seulaweut Salam Sahbat seukalian, dan keuluarg...
-
Aneuk LajangMalam kalaroet seulimbot lon tan sijuk that badan lon eh lam kama. munoe keuh nsib geutanyoe lajang jiteungoh Malam hampa udara. ...
-
PA Vs PNA, Aryos: Wali Nanggroe Harus Mampu MendamaikanPengamat Politik dan keamanan Aceh, Aryos Nivada mengatakan, Wali Nanggroe harus mampu membendung gejolak keamanan, yang terjadi menjelan...
-
Tujuan Buka Facebooksalam'alaikom saleum lon layang keu mandum rakan glanto kupi nyopat na bacut ulon bi soal paso jawaban keuno hai akhi puk...
-
Naskah Surat Sultan Zainal ‘Abidin (Wafat 923 H/1518 M)DALAM kunjungan ke Museum Negeri Aceh, 2008 silam, kami memang sudah merencanakan untuk memeriksa kemungkinan adanya naskah-naskah manusk...