budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Keanehan Terjadi Saat Israil Menyerang Palestina
Posted by: Unknown Posted date: 03.20.00 / comment : 0
Gaza, itulah
nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di
Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai
penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan
tembok di sepanjang daratannya. Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah
ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak
mampu.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan
untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza
kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan
sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan
Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan
“habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009.
Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga
pasukan cadangannya. Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer
terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK
47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang
biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan
Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi
menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton
“bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan
lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang
dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata
“kuno”.
Itulah
pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya
yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut
bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta
beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan
masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina
di khutbah-khutbah Jumat mereka.
kami merangkum kisah-kisah “ajaib”
tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat
mengikuti. ***
Pasukan
"Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan
lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya
pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari
2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al
Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok
pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga
diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi
mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana
ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin
al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam
mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya
hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut,
setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai
seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras,
“Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk
Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga
menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan
dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal
dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok
mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi
tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih
dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia
tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban
satu-satunya yang ia miliki.
SuaraTak
Bersumber
Ada lagi kisah
karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al
Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds,
yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul
Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang
pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut
pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau.
Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan
disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,”
kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang
pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan
bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak
meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang
maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu
ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk
mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah
terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu,
sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan
untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam,
sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang
berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika.
Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri
dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang
penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung
kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan
ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di
perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya
mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba
untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak
keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal”
juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak
mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa
pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya. “Kami menangis bukan
karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena
bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur
memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,”
jawabnya
Saksi
Serdadu Israel
Cerita tentang
“serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau
warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV
Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut
serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta. “Ketika saya berada di Gaza, seorang
tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya,
hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel
yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui
dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari
Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan
pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata,
akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini
menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya
pasukan berseragam putih itu? ***
Sudah
Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para
mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan
menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian
“aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para
mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah
pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi
itu.
Untunglah para
mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak
disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya,
karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama
kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut
ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak
yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum
Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung,
sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa
amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian
yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin
lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan
kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki
kesempatan serupa.”
Tiba-tiba,
ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di
lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara
Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin
segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah
mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari
wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu
rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para
mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari
mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak
membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak
lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena
mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan
terkabulnya doa mereka dengan segera.
Selamat
dengan al-Qur’an
Cerita ini
bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit
As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada
sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia
sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena
terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku
sang pejuang.
Buku kumpulun
doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak,
sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini
disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival
Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun
(23/1/2009).
Dr
Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al
Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru
tersebut.
Abu Ahid, imam
Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya,
Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali
hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di
tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui
beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang
kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji
kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),”
jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***
Harum
Jasad Para Syuhada
Abdullah As
Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi
sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di
Nashirat, Gaza.
Jasad komandan
lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah
terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak
tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu
kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk
dimakamkan.
Sebelum
dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan
jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya.
Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan
serpihan tubuh tadi.
Keluarga
Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang
mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan
orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang
berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong
plastik.
Bahkan, menurut
pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan
amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama
terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga
syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal,
penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang
terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau
itu tetap semerbak.
Ketua Partai
Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para
syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih
berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota
dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan
Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua
Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali
Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi
pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah
gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya,
pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para
penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk
memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan
salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat
ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa
yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan
Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi
medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan
pertempuran tersebut.
Walau sudah dua
pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan
bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak
rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid,
para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis
Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air
dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang
kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan
penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat
mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab
Times (7/2/ 2009)
Tagged with:
nasional
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Nafsiah Mboi, Usai Kondom Sekarang Minyak BabiSetelah membuat marah umat Islam melalui program 'Kondom'-nya, kini Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menolak sertifikasi halal p...
-
80 Persen Salon Esek-Esek di KutarajaBANDA ACEH - Kepala Tata Usaha Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Reza Kamili, S. STP mengungkapkan. Ada sekitar 80 persen salon di Banda ...
-
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan LamonganTEMPO.CO, Bekasi - Densus 88 Antiteror Mabes Polri mencokok Siswanto dan Abidin, dua orang terduga teroris, di Bekasi tadi malam. Penangk...
-
YasinTa baca yasin oeh lheuh seumbahyang bak jum'at malam yang that mulia Nue peu trang hate ban mandum insan yang baca Qu'ran...
-
Bireuen 600 Tahun Silam Bukan LegendaBerbagai legenda tentang Jeumpa dan Bireuen sering didengar dan dituturkan. Tapi, yang satu ini di luar itu semua. Ia adalah penanda...
-
5 Kali Sehari Aceh Dilanda GempaAceh - Warta Indonesia : Aceh kembali dilanda gempa, Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB berpusat di B...