breaking

budaya

Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.

NATIJAH

NATIJAH

HUKUM DAN KRIMINAL

HUKUM DAN KRIMINAL

NANGGROE

NANGGROE

atjeh

atjeh

nasional

nasional

SYA'E

clean-5

HADIH MAJA

/ / Unlabelled / Beduk Terancam Punah Di Aceh Utara

Share This

Sejumlah Warga mendesak Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib melalui dinas terkait agar dihidupkan Tamboe (beduk red), Kamis, (28/11). Pasalnya keberdaan Tambo disemjulah Meunasah di Gampong- Gampong dimakan rayap.
Geusyik Meunye Lhee Syarifuddin menceritakan soal keberadaan Tambo-Tambo di Meunasah Gampong-Gampong khususnya di Aceh Utara, sekitar empat tahun yang lalu Tambo masih dipergunakan sebagai alat komunikasi. Bahkan Tambo itu digantung depan teras Meunasah sebagai sarana penghubung imformasi untuk warga setempat, katanya.
Namun demekian suara Tambo itu tidak asing lagi dikalangan masyarakat Aceh, tingkatan pukulan alunan nada Tambo itu ada tiga, alunan nada pertama gotong royong bersama baik di Meunasah maupun ditempat lain sedangkan alunan nada kedua sebagai Musyarah di Gampong atau Duek Pakat di Meunasah dan alunan pukulan nada ketiga musibah besar atau orang meninggal, ujarnya.
 “Nah seharusnya pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara Aceh, sudah layak mengeluarjan Qanun, karena Tambo tersebut sebagai Adat Aceh digunakan sebagai alat komunikasi,” pintanya. 
Syarifuddin juga menjelaskan Tambo itu alat dan budaya Komunikasi peninggal Nenek Monyang yang harus dipertahankan, meski kondisi saat nya sudah lapuk dimakan usia disejumlah Meunasah dan perlu direhabiltasikan kembali, paparnya.
«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama