budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ Jejak Kebudayaan Islam Persia di Samudra Pasai
Jejak Kebudayaan Islam Persia di Samudra Pasai
Posted by: Unknown Posted date: 08.05.00 / comment : 0
ACEH
UTARA – Tim peneliti dari Central Information for Samudra Pasai Heritage
(Cisah), beberapa waktu lalu, menemukan sejumlah makam yang pemiliknya diyakini
sebagai tokoh berasal-usul dari Persia atau Iran, di kawasan tinggalan sejarah
Samudra Pasai, Aceh Utara.
Tokoh
tersebut di antaranya Ibnu Khaddajih. Makam tokoh ini ditemukan di Gampong
Matang Ulim, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. “Berdasarkan inskripsi
pada batu nisan makamnya, Ibnu Khaddajih bertarikh wafat 676 Hijriah atau 1278
Masehi,” kata Taqiyuddin Muhammad, peneliti sejarah kebudayaan Islam dari
Cisah, kepada Misykah.com, di Lhokseumawe, Selasa (5/11/2013).
Catatan
tersebut menunjukkan Ibnu Khaddajih telah wafat sebelum wafatnya Sultan
Al-Malik Ash-Shalih, pendiri Kerajaan Islam Samudra Pasai. Sesuai inskripsi
atau tulisan bersurat pada nisan makamnya diGampong Beuringen, Samudera, Sultan
Al-Malik Ash-Shalih wafat pada 696 H (1297 M).
“Ibnu Khaddajih kita yakini berasal-usul dari
Persia karena ‘Khaddajih’ adalah kata-kata dalam bahasa Persia yang berarti
syaikh (orang tua atau guru),” ujar Taqiyuddin didampingi Ketua dan Sekretaris
Cisah, Abdul Hamid dan Mawardi Ismail.
Taqiyuddin menyebutkan, Na’ina Husamuddin bin
Nai’na Amin yang makamnya terbuat dari marmer dan berada di Gampong Pie,
Samudera, diduga kuat juga berasal-usul Persia. Sebab pada nisan makamnya
ditemukan bait-bait syair dalam bahasa Persia. Tokoh tersebut wafat pada 823 H
atau 1420 M.
Makam
lainnya adalah milik Nur Khatun ‘Umar di Gampong Kuta Krueng, Samudera.
Perempuan yang wafat pada 805 H (1403 M)
ini diyakini berasal-usul Persia lantaran “khatun” pada namanya adalah
kata-kata Persia yang berarti puan atau nyonya.
Berikutnya, makam milik tokoh bernama Ash-Shadrul
Ajal Khawwajah Muhammad bin Sulaiman yang wafat pada 845 H (1442 M). Kuburnya
berada di Gampong Kuta Krueng, Samudera, dekat makam Nur Khatun ‘Umar.
“Gelar ‘Ash-Shadrul Ajal’ mengesankan suatu
keterpengaruhan dengan Persia. Dan, gelar ‘Khawwajah’ berasal dari bahasa
Persia yang berarti syaikh atau guru. Dalam thariqat An-Naqsyabandiyyah, gelar
tersebut sering digunakan untuk makna demikian,” kata Taqiyuddin.
Di lokasi makam Khawwajah Muhammad, tim Cisah
menemukan makam milik Khawwajah Tajuddin bin Ibrahim yang wafat pada 857 (1453
M). Masih di Kuta Krueng, ditemukan pula makam Mir Hasan yang wafat 910 H (1505
M). Gelar “Mir” pada namanya berasal dari bahasa Persia yang berarti pengeran
(amir).
Penjelajah
asal Maroko, Ibnu Baththuthah dalam laporan kunjungannya ke Sumuthrah (Samudra
Pasai) pada pertengahan abad ke-14 M, menyebutkan dua tokoh utama di Samudra
Pasai yang tidak disangsikan lagi berasal dari Persia. Tokoh tersebut Al-Qadhi
Asy-Syarif Amir Sayyid Asy-Syiraziy (Syiraz) dan Tajuddin Al-Ashbahaniy
(Isfahan). Keduanya adalah di antara ahli fiqh di Samudra Pasai.
Ibnu Baththuthah ikut menyebut nama Amir
Daulasah. Menurut Taqiyuddin, pengucapan yang tepat adalah Daulat atau Daulah
Syah. Ini juga menyuratkan pengaruh Persia di Samudra Pasai.
Nama lainnya yang memiliki cita rasa Persia di
Samudra Pasai adalah Bahruz. “Keberadaan tokoh-tokoh tersebut merupakan bukti
bahwa kebudayaan Islam Persia telah menduduki posisi penting dalam sejarah
Samudra Pasai,” ujar Taqiyuddin.
Selain
nama-nama tokoh, Ibnu Baththuthah menyebut nama-nama bangunan atau tempat yang
menguatkan keterpengaruhan Samudra Pasai dengan kebudayaan Persia.
Sebagaimana
diketahui, Samudra Pasai merupakan sebutan untuk satu wilayah di pesisir utara
Aceh. Di sini, antara abad ke-7 Hijriah atau ke-13 Masehi sampai ke-10 H atau
ke-16 M telah berdiri dinasti Islam pertama di Sumatera yaitu Kerajaan Islam
Samudra Pasai.(imsykah)
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Dihalau FPI, Pengunjung Waduk Lhokseumawe yang Rayakan Tahun Baru Kocar-kacirLHOKSEUMAWE - Ratusan Santri Dayah Darul Mujahiddin Blang Weu Panjo Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe yang tergabung From Pembela...
-
Ada Sultan Terlupakan di Gampong Pande Banda AcehDALAM buku seorang antropolog bangsa penjajah yang terbit sejak lebih dari 100 tahun yang lalu sudah diutarakan, “Sejarah Aceh, begitu ...
-
Orang Aceh Di Gaji Belasan Juta Untuk Memurtadkan SaudaranyaGerakan Kristenisasi dan aksi pemurtadan semakin gencar dilakukan misionaris melalui LSM/NGO asing terhadap anak-anak dan masyarakat Aceh...
-
Ulama Aceh Imbau Warga Tidak Merayakan Tahun BaruBANDA ACEH - Ketua Majelis Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Abdul Rani Adian mengimbau warga untuk tidak merayakan malam...
-
Pendeta Muhamad Husein Hosea Gencar Misionaris di AcehMuhamad Husein Hosea Gencar pendeta asal Aceh kelahiran Sigli, Aceh Pidie, 14 Agustus 1951. Kini aktor utama misionaris untuk Aceh. Bahka...
-
Kenyamanan Orang Sunat dan Tidak SunatPada mulanya, sunat dilakukan sebagai bagian dari tradisi. Namun lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kes...