budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Home
/
/ Unlabelled
/ BERANDACISAH Temukan Nisan Kakek Sultan ‘Ali Mughayat Syah
BERANDACISAH Temukan Nisan Kakek Sultan ‘Ali Mughayat Syah
Posted by: Unknown Posted date: 07.32.00 / comment : 0
PIDIE
JAYA – Tim Central Information for Samudra Pasai Heritage (CISAH) berhasil menemukan makam Sultan Munawwar Syah
di Desa Meunasah Hagu, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya, Sabtu
(16/11/2013). Sultan Munawwar Syah adalah kakek dari Sultan ‘Ali Mughayat Syah,
pelopor kebangkitan Aceh Darussalam di awal abad ke-16 Masehi.
“Penemuan
ini pada awalnya didasari informasi dari
buku Tawarikh Aceh dan Nusantara yang ditulis H.M. Zainuddin pada dekade 60-an
abad ke-20 Masehi. Tim CISAH berusaha menulusuri kebenaran informasi itu lagi, dan akhirnya
menemukan makam Sultan Munawwar Syah,” ujar Sukarna Putra dari CISAH kepadaMisykah.com,
belum lama ini.
Sukarna Putra
menyebutkan, setelah menaiki bukit terjal yang disebut dengan Buket Tu di desa
tersebut, pihaknya tiba di sebuah kompleks pemakaman kuno. Komplek makam itu
dikenal masyarakat setempat dengan Jirat Teungku Meurhom. “Jirat ini dulunya sering diziarahi untuk
melepaskan nazar atau hajatan lainnya,” ujar Ilyas, warga setempat. “Tapi
sekarang sudah agak jarang orang yang melespakan nazar,” tambahnya lagi.
Pantauan
tim CISAH, pada nisan makam sebelah selatan atau kaki, baik sisi depan maupun
belakangnya, terdapat tulisan menyebutkan secara terang bahwa Sultan Munawwar
Syah adalah putera dari Sultan Muhammad Syah Lamuriy. Dari data sejarah yang
pernah dihimpun CISAH dari kawasan situs sejarah Lamreh dan Kuta Leubok, Sultan
Muhammad Syah berpusara di lokasi situs pemakaman Kuta Leubok, Aceh Besar,
setelah meninggalnya pada 908 Hijriah.
“Temuan
ini dengan demikian memastikan bawah kawasan situs Lamreh dan Kuta Leubok
merupakan kota tinggalan sejarah kerajaan Lamuri yang pernah disebut dalam
prasasti Tamil peninggalan kerajaan Chola di India Selatan (1000-1200 M) dan
laporan-laporan Arabo-Persia,” kata Sukarna Putra.
Penyebutan
“Lamuriy” pada epitaf nisan tersebut, menurut peneliti sejarah kebudayaan
Islam, Taqiyuddin Muhammad, sejauh ini merupakan satu-satunya dan adalah kali
pertama ditemukan di Aceh. Di samping telah menyingkap suatu kenyataan sejarah
yang baru bahwa indatu para penguasa Aceh dalam masa abad ke-16 adalah Sultan
Muhammad Syah yang dimakamkan di Kuta Leubok, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh
Besar.(imsykah)
Tagged with:
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Dihalau FPI, Pengunjung Waduk Lhokseumawe yang Rayakan Tahun Baru Kocar-kacirLHOKSEUMAWE - Ratusan Santri Dayah Darul Mujahiddin Blang Weu Panjo Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe yang tergabung From Pembela...
-
Ada Sultan Terlupakan di Gampong Pande Banda AcehDALAM buku seorang antropolog bangsa penjajah yang terbit sejak lebih dari 100 tahun yang lalu sudah diutarakan, “Sejarah Aceh, begitu ...
-
Orang Aceh Di Gaji Belasan Juta Untuk Memurtadkan SaudaranyaGerakan Kristenisasi dan aksi pemurtadan semakin gencar dilakukan misionaris melalui LSM/NGO asing terhadap anak-anak dan masyarakat Aceh...
-
Ulama Aceh Imbau Warga Tidak Merayakan Tahun BaruBANDA ACEH - Ketua Majelis Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Abdul Rani Adian mengimbau warga untuk tidak merayakan malam...
-
Kisah Raja Ubit Dipedalaman Rimba AcehHidup terisolir selama puluhan tahun di tengah Hutan membuat keturunan Raja Ubiet tak tersentuh peradaban modern. Mereka yang dulunya mel...
-
Pendeta Muhamad Husein Hosea Gencar Misionaris di AcehMuhamad Husein Hosea Gencar pendeta asal Aceh kelahiran Sigli, Aceh Pidie, 14 Agustus 1951. Kini aktor utama misionaris untuk Aceh. Bahka...