breaking

budaya

Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.

NATIJAH

NATIJAH

HUKUM DAN KRIMINAL

HUKUM DAN KRIMINAL

NANGGROE

NANGGROE

atjeh

atjeh

nasional

nasional

SYA'E

clean-5

HADIH MAJA

/ / / / 1180 Misionaris Roh Kudus Dikirim ke Aceh

Share This
Sejak dua bulan yang lalu, isu kristenisasi kini semakin hangat di Aceh, tak hanya itupun Pemerintah Aceh diam saja. Padahal meraka berhak mengusutkan siapakah aktor utama dibalik tersebarnya aliran roh kudus.
            Langkah baru kepemimpinan, dr Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf, pasangan jagoan merah yang diusung Partai Aceh (PA) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2012 yang lalu. Meski sibuk menyelesaikan masalah Aceh dengan RI, belum tuntas, mengenai turunnya, UUPA dan RPP Migas, Lambang dan Bendera Aceh juga Qanun Wali Nanggroe, kini dilema persoalan baru yakni isu penangkalan akidah.
            Tak hanya itupun aliran roh kudus itu mulai tersebar hingga kepolosok-pelosok Desa, sayangnya Zaini belum mengeluarkan secuil kata-kata manis, untuk mengungkapkan dibalik tersebar aliran palang salip.   
            Beranjak beberapa pekan yang lalu beredar pesan melalui jaringan Henphon seluler blackberry messenger (BBM), sebanyak 1180 misionaris dikirimkan ke Aceh untuk mengkritenisasikan Warga Aceh. Namun demikian relawan tenaga roh kudus dibiayai donatur luar negeri juga gajinyapun sangat besar.   
            Isi pesan BBM itu, juga meliriskan jumlah tenaga relawan roh kudus di Aceh kini sedang mengatur strategi untuk menyebarkan aliran roh kudus tak lain agar Masyarakat Aceh pindah agama masuk ke Agama Kristen.
            Diam-diam mereka telah diutuskan, dibeberapak Kabupaten Kota, sebut saja, Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Kota Sabang, 170 orang tenaga roh kudus, Kapuaten Pidie dan Pidie Jaya, 130, Kabupaten Bireuen, 80, Kota Lhokseumawe dan  Aceh Utara, 170, Aceh Timur, 80, Aceh Tamiang, 90, Aceh Tengah dan Bener Meriah, 100, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam, 50, Aceh Tenggara, 70, Aceh Selatan, 10, Aceh Barat Daya, 20, Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Jaya, 210. Mereka dibekangi berbagai ilmu pengatahuan dan teologi.
Target para misionaris itu Aceh, Padang Sidenpuan Sumatra Barat, Banten, Poso, Jawa Barat, Bugis, dalam waktu tujuh tahun relawan roh kudus itu telah berhasil membabtiskan lebih kurang 2.107 khususnya Warga Aceh.    
            Sebelumnya lima belas orang, warga Aceh kini menjadi Pendata di Medan. Bahkan meraka akan dikirim ke Aceh untuk membabtiskan Warga Aceh pindah ke Agama Kristen. Mereka diduga berasal beberapa Kabupaten Aceh Pidie, Aceh Utara dan Bireuen. Meskipun dekimikian salah satu diantara meraka telah mendapatkan jabatan dan kedudukan disalah satu geraja ternama di Madan.
            Adapun nama-nama yang diduga kini diangkat Pendata tersebut yakni, Pendata Hasan Ibrahim STh, pendeta Zaini, ST,h, pimpinan Gereja sejantera di Medan, Pendeta Iskandar, ST,h, Pendeta Jafaruddin Adan, sedang mengikuti Kuliah di Sekolah Tinggi Teologi Abadi  Bangsa, Jln Medan Km 10, Pendeta Abdullah ST,h, Pendeta Jamaluddin, ST,h, Pendeta Zainuddin, ST,h, Pendeta Anwar Ibrahim Puteh, ST,h, Pendeta Jamaluddin, ST,h, Pendeta Ahmad Mustafa, ST,h, Pendeta Evi Madalena, Pendeta Rahmi, nama-nama tersebut berasal dari Bupaten Pidie, sedangkan Pendeta Muhammad Nur, ST,h, berasal dari Aceh Utara dan pendeta Cut Hardianti, berasal dari kabupaten Bireuen.  
            Modus mengkristenisasi yang dilakukan oleh para misionaris, baik yang berasal dari para penganut Kristen, atau pun dari kalangan orang Aceh sendiri,  ada pula yang ditugaskan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan misi Kristen.    Selain itu juga melalui aliran sesat, yang dilakukan oleh orang-orang luar daerah dan juga masyarakat Aceh.
            Upaya Kristenisasi di Aceh telah berlangsung secara sporadis dalam sepuluh tahun terakhir, khususnya pasca musibah gempa dan tsunami yang menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Muhammad AR (2007), dalam bukunya, menceritakan bahwa ketika gempa bumi melanda Aceh Pada 26 desember 2004, semua organisasi (NGO dan LSM) dari berbagai belahan dunia datang ke Aceh untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Bahkan, tanpa visa-pun, berbagai lembaga tersebut bisa masuk ke Aceh dalam masa-masa darurat tersebut.
            Berbagai LSM dan NGO yang datang ke Aceh, memiliki tujuan yang bervariasi. Ada yang murni ingin membantu dengan alasan kemanusiaan, ada yang hanya ingin melihat kondisi Aceh yang hancur setelah dihantam tsunami, ada yang bertujuan mencari keluarga, dan bahkan ada yang datang ke Aceh untuk keperluan misionaris.
            Dalam bukunya, Muhammad AR juga berhasil merekam beberapa bentuk upaya Kristenisasi yang dilakukan oleh beberapa NGO (LSM), khususnya pasca tsunami Aceh. Sebagaimana diketahui, bahwa pasca tsunami, khususnya pada masa rekontruksi dan rehabilitasi, Aceh menjadi tempat berlabuhnya tamu-tamu asing yang datang dari berbagai negara untuk melaksanakan misi kemanusiaan. Dari sekian tamu-tamu asing yang datang, bukan tidak mungkin, bahwa sebagian dari mereka datang ke Aceh khusus untuk membawa misi Kristenisasi.
            Di satu sisi, kita memang harus mengucapkan terima kasih yang amat besar kepada masyarakat internasional yang telah memberikan bantuannya untuk Aceh pada saat-saat genting tersebut. Namun di sisi lain, tentunya tidak ada yang gratis di dunia ini. Setiap ada modal yang dikeluarkan, pasti ada laba (keuntungan) yang dinanti. Terbongkarnya berbagai upaya Kristenisasi akhir-akhir ini, tentunya patut dicurigai oleh semua pihak. Bukan tidak mungkin, di sebalik rangkaian kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, ada agenda besar dari para misionaris yang tentunya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.


«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama