budaya
Mengibarkan Haba Aneuk Nanggroe Atjeh (HANA). Diberdayakan oleh Blogger.
NATIJAH
NATIJAH
HUKUM DAN KRIMINAL
HUKUM DAN KRIMINAL
NANGGROE
NANGGROE
atjeh
atjeh
nasional
nasional
SYA'E
clean-5
HADIH MAJA
Buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Disusupi Aqidah Wahabi
Posted by: Unknown Posted date: 10.25.00 / comment : 0
Umat Islam yang senantiasa berpegang teguh pada akidah
Ahlussunnah Waljamaah khususnya kalangan pendidik (guru) dituntut untuk lebih
teliti dalam mengajarkan persoalan akidah kepada anak didik mereka. Hal ini
mengingat banyaknya buku-buku yang beredar telah terkontaminasi dengan
pemikiran-pemikiran destruktif yang dapat menggerogoti paradigma siswa.
Baru-baru ini, kita kembali dihebohkan dengan
disusupinya akidah wahabi dalam buku Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah kelas
X terbitan Bumi Aksara. Hal ini dapat ditandai dengan adanya pembagian tauhid
kepada tiga macam yang sangat jelas bertentangan dengan manhaj
Ahlussunnah Waljamaah dan mayoritas umat Islam.
Di kalangan kaum Wahabi ada paham bahwa tauhid terbagi
menjadi tiga. Pertama, Tauhid Rububiyah, yaitu iman kepada Allah sebagai
satu-satunya pencipta (al-Khaliq), penguasa (al-Malik), dan
pengatur seluruh makhluk (al-Mudabbir). Kedua, Tauhid Uluhiyah,
yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Dan
ketiga, Tauhid al-Asma wa al-Shifat, yaitu menetapkan nama-nama dan
sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadits, tanpa melakukan ta’thil
(penolakan), tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil
(penyerupaan) dan takyif (menanya terlalu jauh tentang sifat Allah).
Pembagian tauhid semacam ini tidak pernah ada pada
masa Rasulullah, para Sahabat, Ulama Salafus Salih hingga Ulama khalaf
sebelum Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah membagi tauhid seperti ini dengan
tujuan untuk menjustifikasi pendapatnya yang membid’ahkan tawassul, tabarruk,
ziarah kubur dan lain-lain yang telah menjadi tradisi dan dianjurkan sejak
zaman Rasulullah SAW.
Dalam pengajian Tastafi di Mesjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh pada malam Sabtu awal bulan, Al-Fadhil Abu MUDI telah sering memberi
penjelasan tentang klasifikasi tauhid yang menyesatkan umat semacam ini.
Pembagian tauhid ini tidak lain tujuannya kecuali hanya untuk mengkafirkan umat
Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Mereka menganggap umat Islam yang ber-tawassul,
tabarruk dan ziarah kubur hanya bertauhid rububiyyah yang
sama-sama dimiliki oleh orang kafir, namun belum bertauhid dengan tauhid uluhiyyah.
Dalam pemahaman Ahlussunnah Waljamaah, tauhid uluhiyyah tidak ada bedanya dengan tauhid rububiyyah. Hal seperti ini telah pernah dipaparkan oleh Dr. Syekh Salim Alwan Al-Hasani, Mufti Australia dalam Seminar Internasional di Banda Aceh saat Musda Himpunan Ulama Dayah Aceh beberapa waktu yang lalu.
Dalam pemahaman Ahlussunnah Waljamaah, tauhid uluhiyyah tidak ada bedanya dengan tauhid rububiyyah. Hal seperti ini telah pernah dipaparkan oleh Dr. Syekh Salim Alwan Al-Hasani, Mufti Australia dalam Seminar Internasional di Banda Aceh saat Musda Himpunan Ulama Dayah Aceh beberapa waktu yang lalu.
Syekh Salim Alwan Al-Hasani mengatakan: “Umat Islam
dalam mengucapkan kalimah syahadah cukup mengucapkan LA IHA ILLALLAH sebagai
pengakuan ia telah mengesakan Allah. Seandainya tauhid uluhiyyah dan
rububiyyah berbeda sungguh kita akan diwajibkan untuk mengucapkan LA
RABBA ILLALLAH setelah mengucapkan lailahaillallah. Begitu juga dalam
kubur, kita hanya ditanyakan MAN RABBUKA, andai saja ada perbedaan
antara lafaz Rabb dengan Ilah tentu Malaikat akan kembali bertanya WA MAN
ILAHAKA. Namun dalam kenyataannya, pertanyaan semacam ini tidak ada. Ini
membuktikan bahwa seseorang yang bertauhid rububiyyah, ia juga bertauhid
uluhiyyah yakni mengakui tiada yang berhak disembah kecuali Allah,” papar Ulama
lulusan Lebanon ini.
Kesimpulannya, kita harus berhati-hati dengan ulah
kalangan wahabi yang mencoba mendistorsi pemikiran umat Islam Ahlussunnah
Waljamaah. Pembagian tauhid semacam ini akan menyuburkan gerakan radikal yang
dengan sangat mudah mengkafirkan kalangan Muslim lainnya yang tidak sepaham
dengan mereka. Lalu mereka membunuh umat Islam dengan mengatasnamakan jihad.(Mudi Mesra).
Unknown
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Popular Posts
-
Tante Girang Incar Berondong Di Kota LhokseumaweIni bukan film, tapi nyata terjadi di Kota Petro Dolar Lhokseumawe. Kelompok wanita usia 40an tahun aktif mengincar pemuda berpenampilan ...
-
Sejarah Singkat Abu KeumalaSejarah Singkat Abu Keumala-Abu Keumala" itulah gelar untuk seorang Ulama populer Aceh yang bernama lengkap Teungku Haji Syihabudd...
-
Menyusuri Makam Raja JeumpaMengawali sejarah Kabupaten Bireuen, dulunya dikenal wilayah Jeumpa. Baru setelah pemekarannya dengan kabupaten induk yakni Aceh Utara, ...
-
"Resep" Teugah MaksietAsalamu'alaikum, ayyuhan insan Tapujoe Tuhan, 'Azza wajalla Keu Rasulullah, seulaweut Salam Sahbat seukalian, serta keluarg...
-
Teukeujetdi tengeh malam yang sangat leupi. ureng ka suyi tanle suara. teuduk ln sidroe termenung diri. pukeh na aRti hudep lam doya. ba...
-
Seulamat Thoen Baroe 1435 HAssalamu'alaikum, wareh ngon rakan Tapujoe Tuhan, Nyang Maha Esa Keu Rasulallah, Seulaweut Salam Sahbat seukalian, dan keuluarg...